Sukses

Tak Lagi Didominasi Orang Tua, Kini Banyak Anak Muda Usia 20-an Sakit Jantung

Dulu penyakit jantung banyak terjadi pada orang di atas 40 tahun. Namun, konsumsi rokok serta gaya hidup yang berubah membuat banyak anak mudah sudah memiliki riwayat sakit jantung.

Liputan6.com, Jakarta Siapa bilang penyakit jantung cuma terjadi pada orang tua. Faktanya, banyak ditemukan anak muda usia 20-an sakit jantung seperti disampaikan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rio Probo Kaneko.

Ia tak menampik bila dulu penyakit jantung banyak terjadi pada orang di atas 40 tahun. Namun, konsumsi rokok serta gaya hidup yang berubah membuat banyak anak mudah sudah memiliki riwayat sakit jantung.

"Dulu memang itu didominasi oleh orang tua 40 tahun ke atas. Tetapi, berdasarkan data sudah ada pergeseran usia, karena gaya hidup. Sekarang sudah banyak usia 20 tahun ke atas yang memiliki sakit riwayat jantung,” jelas dokter yang praktik di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto itu.

Maka dari itu, Rio Probo mengingatkan masyarakat termasuk anak muda untuk mengatur gaya hidup sehat. Caranya beragam yakni rutin melakukan olahraga, konsumsi makan-makan yang sehat hingga istirahat yang teratur dan setop rokok baik konvensional maupun elektrik.

“Oleh karena itu mencegah lebih baik dari pada mengobati, jadi rutin untuk mengecek kesehatan minimal satu tahun sekali,” tutur dia mengutip Antara.

Bahaya Rokok

Rokok mengandung zat yang dapat membahayakan tubuh. Rokok juga berdampak negatif bagi sistem pernapasan, baik terhadap perokok aktif ataupun orang sekitar perokok (perokok pasif).

Kematian yang disebabkan oleh rokok terjadi lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Sebanyak 7 juta orang yang meninggal merupakan perokok aktif, sedangkan 1,2 juta sisanya merupakan perokok pasif.

 

2 dari 3 halaman

Cara Jaga Jantung Sehat: Skrining Risiko

Di kesempatan berbeda, dokter spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular dari RS EMC Pulomas, Didi Kurniadhi mengungkapkan bahwa cara paling mudah untuk menjaga jantung agar tetap sehat adalah dengan melakukan skrining faktor risiko.

"Kalau kita ketemu misalnya, 'Oh ternyata kolesterol saya tinggi, ternyata ayah saya menderita jantung koroner di usia muda'. Kemudian ternyata badan saya termasuk sedentary life, jadi jarang aktivitas fisik, makan tinggi lemak, maka kita masuk dalam kelompok berisiko," ujar Didi.

3 dari 3 halaman

Penanganan Sedini Mungkin

Nah, orang-orang yang mempunyai faktor risiko ini harus melakukan penanganan dari sedini mungkin. Jadi jangan nunggu nanti keburu sakit. Kontrol faktor risiko tersebut sebaik mungkin dan sesuai dengan target," tambahnya.

Didi menjelaskan, mengontrol faktor risiko tersebut menjadi upaya pencegahan utama dari terjadinya penyakit jantung. Terlebih, saat sudah memahami apa yang jadi faktor risiko, Anda kemungkinan besar jadi lebih paham hal apa yang harus dilakukan setelahnya untuk mencegah agar tidak terkena penyakit jantung.

Misalnya, merokok jadi salah satu faktor risiko penyakit jantung. Maka, untuk menjaga jantung agar tetap sehat, merokok perlu untuk dihindari.