Sukses

Mendewasakan Industri Farmasi Indonesia, Kepala BPOM: Agar Siap Masuk Pasar Global

Maturisasi bertujuan meningkatkan daya saing industri farmasi Indonesia di kancah global.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) galang komitmen maturitas industri farmasi untuk meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan standar yang berlaku.

Focus Group Discussion pun dilakukan dengan 700 perwakilan manajemen puncak dan quality officer dari industri farmasi pada Selasa, 24 September 2024 di Jakarta. Ini sebagai bagian dari pengawasan oleh BPOM untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu, serta peningkatan daya saing industri farmasi Indonesia.

“Maturitas merupakan proses pertumbuhan menjadi semakin dewasa, yang bermanifestasi dalam setiap aspek kehidupan. Pada konteks maturitas industri farmasi, melihat tantangan yang kian besar di masa depan, industri farmasi yang jumlahnya besar di Indonesia diharapkan dapat masuk ke level yang tinggi, siap masuk pasar global,” papar Kepala BPOM, Taruna Ikrar dalam sambutannya.

Dia menambahkan, Indonesia saat ini masuk dalam 2 skema besar. Pertama adalah keanggotaan dalam Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/s) yang saat ini sudah terlaksana dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota ke-41. Kedua adalah untuk menjadi 30 besar negara yang masuk sebagai WHO Listed Authority (WLA) yang ditargetkan dicapai pada tahun 2025.

“Mengapa hal tersebut penting? Karena jika BPOM bisa selevel dengan Food and Drug Authority (FDA) negara lain, seperti Amerika atau Jepang, maka produk-produk Indonesia dapat semakin dikenal oleh pangsa pasar mancanegara.”

“Tidak perlu lagi diinspeksi oleh negara lain, cukup dengan dokumen. Dan hal ini berpotensi akan meningkatkan ekspor produk-produk dalam negeri,” ucap Taruna Ikrar.

2 dari 4 halaman

Setiap Obat Perlu Kantongi CPOB

Untuk menggapai tantangan di era global, industri perlu melalui proses produksi, distribusi, sampai ke penjualan.

Dalam semua proses dari awal, BPOM berperan dalam memberikan cara pembuatan obat yang baik (CPOB) atau good manufacturing practices (GMP). Sertifikat ini penting karena bermakna bahwa lembaga negara tersebut telah mengkaji secara seksama dan memberikan persetujuan terhadap proses produksi obat.

Artinya, produk yang dihasilkan dan memenuhi syarat dapat diberikan izin edar oleh BPOM untuk didistribusikan. Sarana industrinya juga harus memperoleh sertifikat cara distribusi obat yang baik (CDOB).

3 dari 4 halaman

Tingkatkan Kepatuhan Industri Farmasi pada Ketentuan yang Berlaku

Karena kepentingan pencapaian kedua target tersebut, FGD berupaya untuk menggalang komitmen produsen farmasi untuk dapat meningkatkan maturitasnya ke level yang tinggi. Caranya adalah melalui peningkatan kepatuhan industri farmasi terhadap ketentuan yang berlaku.

“Tujuan pertemuan hari ini adalah dalam upaya menggalang komitmen untuk memaksimalkan maturitas, untuk industri farmasi dapat selalu disiplin menjalankan aturan cara pembuatan obat yang baik (CPOB)/good manufacturing practice (GMP).”

“Termasuk untuk senantiasa berkomitmen mengatur seluruh produknya untuk bisa memenuhi aturan good distribution practices pada distribusinya,” ujar Taruna.

4 dari 4 halaman

Industri Farmasi Indonesia Bisa Jadi Eksportir Besar di Waktu Dekat

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif GP Farmasi Elfiano Rizaldi menyampaikan dukungan atas upaya memaksimalkan maturitas industri farmasi.

“Memang ini akan menjadi tantangan besar. Tapi sudah jelas kita ingin menjadi ‘dewasa’, jadi kita akan terus berupaya. Kita harus dukung maturitas yang diharapkan BPOM,” ujarnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran Kick-Off Kegiatan Peningkatan Maturitas Industri Farmasi Tahun 2024-2025 secara simbolis oleh Kepala BPOM beserta perwakilan dari kementerian/lembaga, industri dan asosiasi industri farmasi.

Setelahnya dilakukan penandatanganan penggalangan Komitmen Peningkatan Maturitas Industri Farmasi di Indonesia “Kolaborasi menuju Kemandirian Industri Farmasi demi Kemajuan dan Peningkatan Daya Saing Produk Dalam Negeri” oleh para pelaku usaha.

“Saya meyakini industri farmasi menjadi salah satu penopang penting untuk ekonomi kita. Kami akan terus memperkuat kolaborasi untuk menggapai industri farmasi Indonesia yang mandiri dan maju. Bukan hanya maju menjadi raja di negeri sendiri, tapi kita berasumsi dalam waktu tak lama lagi, industri farmasi Indonesia dapat menjadi eksportir terbesar dan diperhitungkan dalam konteks pasar global,” pungkas Taruna Ikrar.