Liputan6.com, Jakarta Tumor pada sistem pencernaan dapat diatasi dengan Endoscopic Ultrasound-guided Radiofrequency Ablation atau EUS-RFA.
EUS-RFA adalah teknik yang menggabungkan dua teknologi penting yaitu Endoscopic Ultrasound (EUS) dan Radiofrequency Ablation (RFA) untuk memberikan pendekatan yang lebih tepat dan aman dalam pengobatan tumor.
Baca Juga
Mengenal Endoscopic Ultrasound
Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro-entero-hepatologi RS Siloam MRCCC Semanggi, Rinaldi Lesmana, EUS adalah teknik medis yang memanfaatkan kombinasi endoskopi dan ultrasound untuk memeriksa organ-organ dalam tubuh.
Advertisement
Selama prosedur EUS, dokter memasukkan sebuah tabung tipis yang disebut endoskop ke dalam tubuh melalui mulut atau rektum. Di ujung endoskop ini terdapat alat ultrasound yang mengeluarkan gelombang suara frekuensi tinggi. Gelombang ini menciptakan gambar rinci dari organ dan jaringan di sekelilingnya, memungkinkan dokter untuk melihat tumor atau lesi dengan jelas.
“Gambar yang dihasilkan oleh EUS sangat detail, sehingga memudahkan dokter dalam menentukan ukuran, lokasi, dan sifat dari tumor. Ini sangat berguna untuk diagnosis awal dan perencanaan pengobatan, terutama untuk tumor di area yang sulit diakses dengan teknik lain,” kata Rinaldi dalam keterangan pers, Senin (7/10/2024).
Mengenal Radiofrequency Ablation
Sementara, Radiofrequency Ablation atau RFA adalah metode pengobatan yang menggunakan energi gelombang radio untuk merusak jaringan abnormal seperti tumor.
Prosedur ini dimulai dengan memasukkan elektroda, yaitu sebuah alat yang bisa menghantarkan energi ke area target melalui jarum atau alat lainnya. Elektroda ini menghasilkan gelombang radio frekuensi yang menghasilkan panas. Panas ini secara efektif memusnahkan sel-sel tumor tanpa perlu melakukan pembedahan besar.
RFA sering digunakan untuk mengobati tumor di organ seperti hati dan ginjal. Teknik ini dapat digunakan untuk tumor yang tidak dapat dioperasi atau untuk melengkapi perawatan lain seperti kemoterapi.
Apa Perbedaan EUS-RFA dengan Metode Pengobatan Lain?
EUS-RFA beda dengan metode pengobatan lain. Teknik ini menggabungkan keunggulan dari EUS dan RFA, memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan metode ablasi lainnya.
EUS menyediakan panduan visual yang sangat detail, memungkinkan dokter untuk menargetkan tumor dengan akurat menggunakan RFA. Dengan menggunakan panduan ini, dokter dapat menghindari jaringan sehat di sekelilingnya, yang meningkatkan efektivitas dan keamanan prosedur.
Sedangkan, metode ablasi lain seperti laser atau cryoablation (menggunakan suhu dingin ekstrem), juga efektif tetapi tidak selalu menawarkan tingkat presisi yang sama.
“Misalnya, laser dapat efektif untuk tumor yang lebih dangkal, sementara cryoablation mungkin tidak ideal untuk tumor di lokasi yang sangat dalam,” jelas Rinaldi.
Advertisement
Apa Keunggulan Utama EUS-RFA?
Salah satu keunggulan utama dari EUS-RFA adalah presisi tinggi. Karena EUS memberikan panduan visual yang sangat jelas, dokter dapat memastikan bahwa energi RFA tepat mengenai tumor tanpa merusak jaringan di sekelilingnya. Ini berbeda dari prosedur ablasi lain yang mungkin kurang terarah.
Selain itu, EUS-RFA adalah metode minimal invasif, artinya tidak memerlukan pembedahan besar. Artinya, waktu pemulihan biasanya lebih cepat dibandingkan dengan pembedahan konvensional. Pasien sering kali dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu yang relatif singkat.
Indikasi Medis Pasien Butuh EUS-RFA
EUS-RFA digunakan untuk berbagai indikasi medis, terutama ketika tumor gastrointestinal tidak dapat dioperasi atau ketika pengobatan lain tidak efektif. Beberapa indikasi umum termasuk:
- Tumor pankreas: Tumor di pankreas yang terletak di area yang sulit dijangkau dengan pembedahan konvensional.
- Kista pankreas dengan tanda-tanda pre-kanker: Kista pankreas yang tidak memerlukan operasi besar tetapi perlu diobati.
- Tumor di saluran pencernaan dan hati: Tumor di usus dua belas jari dan hati yang sulit diobati dengan metode lain.
Bagaimana Proses Prosedur EUS-RFA?
Prosedur EUS-RFA dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama, pasien diberi sedasi ringan atau anestesi untuk memastikan kenyamanan selama prosedur.
Dokter kemudian memasukkan endoskop melalui mulut atau rektum untuk mendapatkan panduan visual menggunakan EUS. Setelah itu, elektroda RFA ditempatkan dengan hati-hati di lokasi tumor.
Setelah elektroda berada di posisi yang tepat, gelombang radio frekuensi diterapkan untuk memanaskan dan merusak tumor. Seluruh proses dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa tumor mendapatkan dosis energi yang tepat dan tidak ada kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.
Risiko Komplikasi
Meski EUS-RFA adalah prosedur minim invasif, tetap ada risiko dan komplikasi yang perlu diwaspadai. Risiko umum yang mungkin terjadi antara lain:
- Infeksi: Kemungkinan terjadinya infeksi di area yang telah diproses.
- Perdarahan: Risiko perdarahan di tempat ablasi.
- Reaksi terhadap sedasi: Komplikasi yang mungkin timbul akibat penggunaan anestesi.
- Kerusakan jaringan: Potensi kerusakan pada jaringan di sekeliling tumor.
Meski begitu, EUS-RFA dikenal efektif dalam mengobati tumor gastrointestinal, terutama yang tidak dapat dioperasi atau yang tidak merespons pengobatan lain. Dengan presisi tinggi dari EUS, prosedur ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa metode lain seperti cryoablation.
Hasil yang baik dari EUS-RFA juga sering kali mengurangi kebutuhan akan pembedahan besar dan mengurangi waktu pemulihan.
Advertisement
Usai Tindakan EUS-RFA
EUS sangat penting dalam penilaian awal dan perencanaan pengobatan. Dengan memberikan gambaran jelas tentang ukuran, lokasi, dan kedalaman tumor, EUS membantu dokter dalam menentukan apakah EUS-RFA adalah pilihan yang tepat. EUS juga memandu penempatan elektroda selama prosedur, memastikan pengobatan yang lebih efektif dan aman.
Waktu pemulihan setelah EUS-RFA bervariasi, tetapi biasanya pasien dapat kembali ke aktivitas normal dalam beberapa hari hingga 1 minggu. Sebagian besar pasien mengalami ketidaknyamanan ringan yang dapat diatasi dengan obat pereda nyeri, dan pemulihan penuh seringkali cepat dibandingkan dengan metode pembedahan konvensional.
Setelah tindakan EUS-RFA, hasil jangka panjang dipantau dengan melakukan pemeriksaan berkala menggunakan EUS atau imaging lain. Tes laboratorium juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi respons terhadap pengobatan. Pemantauan ini penting untuk memastikan tumor tidak kambuh dan untuk menilai efektivitas prosedur secara keseluruhan.
“Dengan keunggulan dalam presisi dan minim invasivitas, EUS-RFA merupakan langkah maju dalam pengobatan tumor gastrointestinal, memberikan solusi yang lebih baik dan lebih aman bagi pasien yang membutuhkannya,” pungkas Rinaldi.