Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengirim tim ke Baduy yang berada di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten untuk mengecek soal warga Baduy yang meninggal karena tuberkulosis atau TB.
"Kami sudah menerjunkan tim ke lapangan untuk mengecek warga Baduy meninggal dunia akibat TB itu," kata Pelaksana Harian (Plh) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Kemenkes RI, dr. Anas Maruf mengutip Antara.
Baca Juga
Lebih lanjut, Anas mengatakan Kemenkes berkomitmen untuk menemukan kasus TB sebanyak-banyaknya. Penemuan kasus TB itu baik dilakukan oleh Dinas Kesehatan daerah juga rumah sakit, klinik, puskesmas hingga relawan.
Advertisement
Jika ditemukan kasus TB maka perlu menjalani pengobatan selama 6-12 bulan dengan melibatkan Pengawas Minum Obat (PMO). Oleh karena itu, pihaknya mengecek bahwa warga Baduy Dalam yang meninggal dunia akibat penyakit TB itu.
Sebelumnya, Sahabat Relawan Indonesia (SRI) mengatakan pasien TB yang merupakan warga Baduy itu meninggal karena tidak mendapatkan obat TB dari puskesmas dan Dinkes Lebak.
Plh Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto mengatakan bahwa untuk mendapatkan obat TB perlu ada permohonan obat dari Puskesmas Cisimeut. Pendistribusian juga dilakukan oleh puskesmas itu.
"Kita siap untuk pendistribusian obat TB setelah puskesmas setempat meminta permohonan obat itu," kata Budi.
Â
Kata SRI soal Warga Baduy yang Positif TB
Sementara itu, Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan diketahui Sanadi (16) warga Baduy Dalam positif menderita TB. Diagnosis itu muncul usai mengambil sampel sputum.
Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Serang dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unjani Bandung pada 9 September 2024 dengan mendatangi kawasan Badui Dalam.
"Kami sudah meminta ke Puskesmas Cisimeut dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, tetapi tidak ada respons," kata Muhammad Arif.
Â
Advertisement
Apa Itu TB?
Tuberkulosis adalah penyakit menular akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis.Â
Penularan atau infeksi terjadi saat kuman TB yang berada dan bertebaran di udara terhirup oleh orang lain. Saat penderita TB batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet.
Indonesia termasuk dalam delapan negara yang menyumbang dua per tiga kasus tuberkulosis (TB) di seluruh dunia. Hasil survei tertulis tahun 2023 menunjukan bahwa prevalensi TB paru berdasarkan kelompok umur di bawah satu tahun yaitu 0.08 persen, umur 1-4 tahun 0.42 persen dan kelompok 5-12 tahun 0.18 persen.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nopian Andusti beberapa waktu lalu.Â
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa kasus TBC di Indonesia sudah tembus 1 juta, tepatnya 1.060.000 kasus.