Liputan6.com, Jakarta - Berita duka datang dari CEO Marugame Udon Indonesia, Hajime Kondoh, yang lebih akrab disapa sebagai Papa Udon. Setelah lima tahun berjuang melawan kanker, Papa Udon berpulang.
Di pemakaman sang suami, Fanny Kondoh, istri tercinta, mengungkapkan bahwa selama delapan tahun mereka bersama, lima tahun terakhir diwarnai dengan perjuangan melawan kanker tanpa keluhan dari Papa Udon.
Baca Juga
Kanker Kandung Kemih adalah Penyakit Serius, Ketahui Penyebab dan Gejalanya agar Bisa Melakukan Pengobatan yang Tepat
Kisah Inspiratif Papa Udon, CEO Marugame yang Tidak Pernah Mengeluh Selama Melawan Kanker Kandung Kemih
4 Bulan Sebelum Papa Udon Meninggal, Fanny Kondoh Pilih Beli Kuburan Suami-Istri Tunai
"Kondosan (panggilan sayang untuk Papa Udon) mengidap kanker yang sangat ganas, kanker kandung kemih. Tapi dia tidak pernah mengeluh sakit," ujar Fanny saat mengenang suaminya.
Advertisement
Apa yang Dimaksud dengan Kanker Kandung Kemih?
Kanker kandung kemih adalah salah satu jenis kanker yang cukup umum, terutama di kalangan pria. Menurut Mayo Clinic, kanker ini dimulai di sel-sel yang melapisi bagian dalam kandung kemih, organ berotot berongga di perut bagian bawah yang berfungsi menyimpan urine sebelum dikeluarkan dari tubuh.
National Cancer Institute menjelaskan bahwa kanker ini terjadi ketika sel-sel di kandung kemih mulai tumbuh tanpa kendali. Pada tahap awal, kanker ini mungkin hanya terbatas di lapisan kandung kemih. Namun, jika tidak segera diobati, sel kanker bisa menyebar ke lapisan yang lebih dalam dan bahkan ke organ tubuh lainnya.
Apa Ciri-Ciri Kanker Kandung Kemih Stadium Awal?
Kanker kandung kemih bisa menjadi ancaman serius jika tidak dikenali sejak dini. Salah satu gejala paling umum yang sering dikaitkan dengan kanker kandung kemih stadium awal adalah darah dalam urine.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua kasus darah dalam urine disebabkan oleh kanker kandung kemih, karena ada kondisi lain yang juga bisa memicu masalah ini.
Menurut Cleveland Clinic, darah dalam urine, yang disebut hematuria, bisa muncul sebagai tanda awal kanker kandung kemih. Warna urine bisa berubah menjadi merah terang atau kecokelatan, seperti warna cola. Namun, dalam beberapa kasus, urine terlihat normal, dan darah hanya terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium.
Gejala Kanker Kandung Kemih
Selain darah dalam urine, ada beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai sebagai tanda kanker kandung kemih. Mayo Clinic mengungkapkan gejala-gejala yang mungkin muncul pada stadium awal kanker kandung kemih, antara lain:
- Sering buang air kecil : Kamu mungkin merasakan dorongan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun jumlah urin yang keluar sedikit.
- Sakit saat buang air kecil : Sensasi terbakar atau rasa sakit saat buang air kecil bisa menjadi salah satu tanda kanker kandung kemih.
- Sakit punggung : Beberapa orang mungkin merasakan sakit punggung, yang bisa menjadi gejala kanker kandung kemih yang tidak disadari.
Advertisement
Penyebab Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih merupakan salah satu jenis kanker yang berbahaya karena sering kali tidak disadari sampai gejalanya berkembang lebih lanjut. Apa sebenarnya penyebab dari kanker ini?
Menurut para ahli, kanker kandung kemih bermula ketika sel-sel di kandung kemih mengalami perubahan atau mutasi pada DNA mereka. DNA ini berfungsi sebagai panduan bagi sel-sel untuk bertumbuh dan berfungsi dengan baik.
Namun, ketika terjadi mutasi, sel-sel ini berkembang biak secara tidak terkendali dan membentuk tumor. Menurut Mayo Clinic, tumor tersebut dapat menyerang jaringan sehat di sekitarnya dan bahkan menyebar ke bagian tubuh lainnya seiring waktu (disebut sebagai metastasis).
Meskipun mutasi pada sel-sel ini adalah awal mula kanker, para peneliti masih belum mengetahui secara pasti mengapa hal tersebut terjadi. Namun, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi sebagai pemicu utama kanker kandung kemih, seperti dikutip dari Cleveland Clinic.
1. Asap Rokok
Salah satu faktor risiko terbesar adalah asap rokok. Menurut penelitian, merokok dapat meningkatkan risiko kanker kandung kemih hingga lebih dari dua kali lipat. Tak hanya perokok aktif, paparan asap rokok dari orang lain (perokok pasif) juga berisiko memicu kanker. Ini berarti tidak hanya rokok, tapi juga cerutu dan pipa tembakau memiliki efek yang sama.
Advertisement
2. Paparan Radiasi
Paparan radiasi juga dapat memicu kanker kandung kemih. Mereka yang menjalani terapi radiasi untuk pengobatan kanker lain, memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan kanker di area kandung kemih. Ini menjadikan pentingnya memantau kesehatan setelah menjalani terapi radiasi.
3. Kemoterapi
Meskipun kemoterapi adalah salah satu metode untuk mengobati kanker, beberapa obat kemoterapi tertentu ternyata dapat meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih. Ini adalah salah satu risiko yang perlu diperhatikan ketika menjalani pengobatan kanker.
Advertisement
4. Paparan Bahan Kimia
Faktor lain yang perlu diwaspadai adalah paparan bahan kimia tertentu. Orang yang bekerja di industri yang menggunakan bahan-bahan kimia dalam pewarna, karet, kulit, cat, tekstil, serta peralatan tata rambut, mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kandung kemih. Paparan jangka panjang terhadap zat kimia ini dapat memicu mutasi pada sel-sel kandung kemih.
5. Infeksi Kandung Kemih yang Sering
Orang yang sering mengalami infeksi kandung kemih juga memiliki risiko yang lebih tinggi terkena jenis kanker kandung kemih tertentu yang disebut karsinoma sel skuamosa. Infeksi yang berulang kali terjadi dapat menyebabkan peradangan kronis, yang lama-kelamaan bisa memicu kanker.
Advertisement
6. Penggunaan Kateter Kronis
Selain itu, bagi mereka yang membutuhkan kateter dalam jangka panjang, risiko terkena karsinoma sel skuamosa juga meningkat. Penggunaan kateter kronis dapat menyebabkan iritasi pada dinding kandung kemih, yang lama-kelamaan dapat berkembang menjadi kanker.
Berapa Lama Penderita Kanker Kandung Kemih Bertahan Hidup?
Kanker kandung kemih merupakan salah satu jenis kanker yang serius dan sering kali menimbulkan pertanyaan besar tentang kelangsungan hidup para penderitanya. Banyak orang ingin tahu, berapa lama seseorang dengan kanker kandung kemih bisa bertahan hidup setelah diagnosis?
Berdasarkan data dari Cancer Research UK, kelangsungan hidup penderita kanker kandung kemih sangat dipengaruhi oleh stadium kanker pada saat diagnosis. Untuk stadium 1, sekitar 80 persen pasien bertahan hidup selama lima tahun atau lebih setelah diagnosis.
Pada tahap ini, kanker baru mulai menembus jaringan ikat di bawah lapisan kandung kemih. Ini berarti jika terdeteksi lebih awal, peluang bertahan hidup cukup tinggi, memberikan harapan bagi banyak orang.
Namun, seiring meningkatnya stadium kanker, angka kelangsungan hidup pun menurun. Pada stadium 2, sekitar 45 persen penderita mampu bertahan hidup selama lima tahun atau lebih. Di tahap ini, kanker telah berkembang lebih dalam, melibatkan lapisan otot dinding kandung kemih, yang membuat pengobatan menjadi lebih menantang.
Ketika kanker mencapai stadium 3, prognosis semakin suram, dengan sekitar 40 persen pasien yang dapat bertahan hidup selama lima tahun atau lebih. Kanker pada stadium ini sudah mulai menyerang lapisan lemak di sekitar kandung kemih dan berpotensi menyebar ke organ-organ terdekat seperti prostat atau rahim.
Sayangnya, pada stadium 4, angka bertahan hidup menurun drastis. Hanya sekitar 10 persen pasien yang dapat bertahan hidup selama lima tahun atau lebih.
Pada tahap ini, kanker sudah menyebar ke dinding perut atau panggul, serta kelenjar getah bening, dan dapat menyebar lebih jauh ke tulang, paru-paru, atau hati. Statistik yang lebih detail mengenai stadium 4 tidak tersedia, terutama yang mempertimbangkan usia penderita.
Secara keseluruhan, untuk semua stadium kanker kandung kemih, sekitar 75 persen pasien bertahan hidup setidaknya satu tahun setelah diagnosis.
Angka tersebut berkurang sedikit, dengan lebih dari 50 persen penderita bertahan hidup selama lima tahun atau lebih, dan sekitar 45 persen bertahan hidup lebih dari sepuluh tahun setelah mereka didiagnosis.
Meskipun angka-angka ini memberikan gambaran umum, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik dalam menghadapi kanker.
Faktor-faktor seperti kondisi kesehatan secara keseluruhan, respon terhadap pengobatan, serta dukungan emosional dan sosial dapat berperan besar dalam perjalanan hidup seseorang setelah diagnosis kanker kandung kemih.
Advertisement