Sukses

Kronologi SMPN 8 Tangsel Lockdown Usai 43 Siswa Kena Cacar Air dan Gondongan, Begini Awalnya

Ada 43 siswa SMPN 8 Tangsel terkena cacar air dan gondongan lalu ada 59 anak yang pilek dan demam. Kondisi tersebut membuat sekolah tersebut menerapkan PJJ.

Liputan6.com, Tangsel Terjadi penularan yang masif pada kasus cacar air dan gondongan yang menimpa siswa di SMPN 8 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) beberapa pekan terakhir. Bagaimana awal kejadian penularan tersebut?

Kepala Sekolah SMPN 8 Kota Tangsel, Muslih menceritakan kejadian tersebut bermula dari Ujian Tengah Semester (UTS) di sekolah tersebut pada 23 hingga 27 September lalu.

“Awalnya ada siswa yang sakit cacar dan gondongan masuk sekolah, karena harus ikut UTS tanggal 23 hingga 27 September 2024. Yang sakit itu siswa kelas 7,” ungkap Muslih, saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (26/10/2024).

Lalu, pada saat ujian tersebut, siswa dicampur antar kelas 7, 8 dan 9 atau seterusnya pada satu kelas. Diduga, penularan terjadi pada saat ujian tersebut berlangsung.

Setelah selesai ujian tengah semester tersebut, siswa masuk sekolah seperti biasa, melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing. Pada saat itulah pihak sekolah menyadari banyak siswa yang izin tidak masuk sekolah dengan alasan sakit.

“Kemudian, sekolah membuat imbauan kepada orangtua siswa dan para siswa, jika terdapat siswa yang sakit diimbau untuk tidak masuk sekolah. Istirahat dulu di rumah, sampai benar-benar sembuh. Tapi tetap, siswa yang izin tidak masuk sekolah semakin banyak,” ungkap Muslih.

Siswa Tak Masuk Sekolah Capai 102 Orang 

Sekolah mendapati ada banyak siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit makin banyak. Berdasarkan hasil rekapan, pada tanggal 11 Oktober, siswa tidak masuk mencapai 98 orang, dengan rincian sakit sebanyak 73 orang, 22 orang izin dan tanpa keterangan 3 orang.

Lalu, pada 15 Oktober 2024 siswa yang tidak masuk sekolah semakin banyak saja. Terdapat 102 siswa tidak masuk sekolah karena sakit, 13 siswa izin dan 2 siswa tidak masuk tanpa keterangan.

“Karena siswa yang sakit semakin banyak, akhirnya kami melaporkan kondisi itu ke Puskesmas Kranggan yang menjadi puskesmas rujukan sekolah kami,” ujar Muslih.

Hingga akhirnya petugas Puskesmas Kranggan meminta pihak sekolah untuk menanyakan atau mendata ulang kepada siswa yang sakit, mengenai sakit apa yang diderita, apa saja gejalanya dan bagaimana keadannya.

 

2 dari 4 halaman

Terdata 43 Siswa Sakit Cacar Air dan Gondongan, 59 Orang Pilek dan Demam

Kemudian sekolah mendata siswa yang sakit. Ternyata mayoritas siswa yang sakit dan tak masuk sekolah lantaran menderita cacar air serta gondongan.

“Cacar air dan gondongan sebanyak 43 siswa, sisanya batuk, pilek dan demam sebanyak 59 orang,” kata Muslih.

Menurut epidemiolog Dicky Budiman, cacar air merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh varicella zoster virus (VZV) dan sangat menular. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan cacar atau melalui droplet saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Sementara itu, gondongan atau mumps adalah infeksi virus yang menyerang kelenjar parotis (kelenjar air liur) yang menyebabkan pembengkakan di area pipi dan leher. Virus ini menyebar melalui droplet, seperti halnya cacar air.

 

3 dari 4 halaman

SMPN 8 Sempat Meliburkan Sekolah Sebelum Lockdown

Sebelum keluarnya data jumlah anak yang menderita cacar air dan gondongan, Muslih mengaku, pihak sekolah sempat meliburkan anak-anak untuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke seluruh sekolah. Yakni pada Senin, 14 Oktober 2024.

“Saat itu sekolah dilakukan secara online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Lalu, saat laporan sudah kami terima, pada Kamis, 17 Oktober 2024, kami lakukan penyemprotan disinfektan kembali,” katanya.

Hingga akhirnya, Kepala Puskesmas Kranggan, membuat surat imbauan kepada sekolah untuk melakukan PJJ selama 14 hari. Yakni, terhitung Kamis, 17 Oktober 2024 hingga 31 Oktober 2024.

 

4 dari 4 halaman

Update Siswa yang Sembuh dari Cacar dan Gondongan

Sepekan setelah pemberlakukan PJJ, SMPN 8 Tangsel tetap memantau perkembangan pemulihan siswanya. Terakhir, kondisi pada Jumat 25 Oktober 2024, siswa yang cacar tinggal 15 orang, sementara gondongan sudah tidak ada.

“Setiap hari kami pantau perkembangan siswa. Minggu depan kami akan buat zoom meeting dengan seluruh orang tua siswa, dengan dokter dari Puskesmas Kranggan, agar mencegah penyakit ini terulang kembali,” tutur Muslih.