Liputan6.com, Jakarta - Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti banyak orang, khususnya kanker payudara. Penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh faktor genetik, tapi juga dipengaruhi oleh gaya hidup, termasuk pilihan makanan sehari-hari.
Menurut Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, beberapa jenis makanan dapat meningkatkan risiko kanker payudara jika dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga
Apa Makanan Pemicu Kanker Payudara?
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal Advances in Nutrition pada tahun 2021, yang meninjau 210 studi terkait 13 jenis makanan dan hubungannya dengan risiko kanker, menemukan bahwa ada dua jenis makanan yang memiliki korelasi kuat dengan peningkatan risiko kanker payudara, yaitu:
Advertisement
1. Daging Merah
Konsumsi daging merah lebih dari 150 gram per hari secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 10 persen.
Menurut dokter Konsultasi Seputar Kanker dan Nutrisi yang merupakan lulusan Universitas Atmajaya pada 2001, daging merah mengandung senyawa tertentu yang memicu inflamasi dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat merangsang perkembangan sel-sel kanker.
Bagi mereka yang gemar mengonsumsi daging merah, penting untuk memperhatikan asupan harian dan mempertimbangkan sumber protein alternatif yang lebih sehat.
2. Daging Olahan
Tak kalah berisiko, daging olahan juga menjadi sorotan dalam penelitian ini. Dengan mengonsumsi daging olahan sebanyak 50 gram per hari dalam jangka panjang, risiko kanker payudara juga meningkat sebesar 10 persen.
Daging olahan, seperti sosis, nugget, dan bacon, umumnya mengandung pengawet serta zat tambahan yang kurang sehat bagi tubuh.
Menurut Dedyanto, zat aditif ini dapat menjadi faktor pemicu kanker jika dikonsumsi terlalu sering. Namun, perlu diingat bahwa pola makan bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi risiko kanker payudara.
"Kita juga harus memperhatikan faktor-faktor risiko lain, misalnya obesitas dan diabetes,"Â kata Dedyanto saat siaran langsung di akun @ptkalbefarmatbk.
Â
Advertisement
Makanan Apa yang Bisa Mencegah Kanker Payudara?
Pola makan memiliki peran penting dalam pencegahan kanker payudara. Dalam kesempatan tersebut, Dedyanto mengatakan bahwa ada beberapa jenis makanan yang dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara.
1. Buah Utuh, Bukan Jus
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal Advances in Nutrition tahun 2021 menyebutkan bahwa konsumsi buah utuh bisa menurunkan risiko kanker payudara.
Mengonsumsi buah sebanyak 100 gram atau lebih per hari sangat dianjurkan. Penting dicatat bahwa buah-buahan yang dimaksud bukan dalam bentuk jus.
Proses jus atau blender ternyata dapat mengurangi kandungan serat dalam buah, sehingga manfaat yang diberikan tidak seoptimal ketika buah dikonsumsi secara utuh.
Mengapa serat penting? Dedyanto menjelaskan bahwa serat membantu menghambat penyerapan gula dan lemak yang tidak sehat dalam tubuh.
Selain itu, serat juga menjadi makanan bagi bakteri sehat di usus. Keberadaan bakteri sehat ini sangat penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh kita, termasuk mengurangi risiko kanker pada saluran pencernaan.
Â
2. Sayur Utuh: Sumber Nutrisi yang Optimal
Selain buah, sayur juga menjadi makanan penting dalam menurunkan risiko kanker payudara. Namun, sama halnya dengan buah, dia menegaskan bahwa sayur sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk utuh dan bukan diolah menjadi jus atau diblender.
Dengan mengonsumsi sayur utuh, kita akan mendapatkan serat yang utuh, dan proses kunyah dalam mulut membantu pencernaan lebih baik.
Â
Advertisement
3. Kedelai
Salah satu penemuan mengejutkan dari penelitian ini adalah manfaat konsumsi kedelai. Kedelai dan produk olahannya, yang sering kali dikhawatirkan karena mengandung isoflavon mirip estrogen, ternyata justru dapat menurunkan risiko kanker payudara.
Meski begitu, penelitian ini tidak merinci jumlah kedelai yang perlu dikonsumsi, namun mengindikasikan bahwa kedelai dalam jumlah moderat bisa menjadi tambahan yang baik dalam pola makan sehari-hari.
Â
Faktor Apa yang Paling Mempengaruhi Seseorang Terkena Kanker Payudara?
Kita mungkin tak menyangka bahwa obesitas dan diabetes melitus memiliki hubungan erat dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Kelebihan kalori dalam pola makan yang melebihi kebutuhan tubuh dapat memicu kenaikan berat badan dan akhirnya menyebabkan obesitas.
Selain itu, pola hidup yang kurang aktif, atau dikenal dengan istilah sedentary lifestyle, juga turut berkontribusi. Diabetes melitus, yang sering kali dipicu oleh konsumsi makanan tinggi gula dan rendah serat, juga meningkatkan risiko ini.
Â
Â
Advertisement
Apa Tujuan Pemberian Diet Pasien Kanker?
Nutrisi yang tepat menjadi bagian penting dalam perawatan pasien kanker. Menurut Dedyanto ada dua tahapan dalam pemberian nutrisi bagi pasien kanker, yaitu saat pasien menjalani terapi dan ketika kondisi mereka mulai stabil.
Masing-masing tahap memiliki fokus tersendiri. Namun, secara keseluruhan, tujuannya adalah memastikan tubuh pasien tetap kuat dan mampu menghadapi pengobatan kanker.
Selama pasien menjalani terapi kanker seperti kemoterapi atau radiasi, sering terjadi penurunan nafsu makan. Hal ini bisa disebabkan oleh efek samping pengobatan yang menimbulkan mual, muntah, atau bahkan luka di rongga mulut.
Di sinilah peran penting pemberian nutrisi yang optimal: pemenuhan gizi sebaiknya dimulai sebelum terapi dimulai agar kondisi tubuh pasien siap dan kuat menghadapi pengobatan.
"Tanyakan dahulu kepada para pejuang kanker, mereka mau makan apa. Libatkan mereka dalam pemilihan makanan agar mereka lebih semangat untuk makan," ujar Dedyanto.
Â
Cerita Inspiratif dari Fenny, Breast Cancer Warrior
Fenny, seorang Breast Cancer Warrior, mengakui bahwa saran dari Dedyanto sangat melegakan. Dalam perjalanan menghadapi kanker, dia sering kali mendengar berbagai larangan makanan dari orang-orang di sekitarnya.
Namun, di tengah kesulitan makan akibat terapi, dia memilih untuk 'menutup telinga' dan tetap makan apa yang bisa dia konsumsi.
"Kita bisa menelan makanan saja sudah bersyukur, jadi makan saja apa pun," ujar Fenny.
Da merasa bahwa selama dia masih menjalani kemoterapi, yang penting adalah mendapatkan tenaga dari makanan untuk melawan kanker.
Dengan pendekatan ini, dia merasa lebih kuat dan tidak terlalu tertekan dengan segala larangan makanan yang sering kali malah membuatnya semakin enggan makan.
Advertisement