Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin pernah mendengar bahwa stres disebut-sebut bisa membuat stroke. Emang iya seperti itu?
Menurut dokter spesialis neurologi Sahat Aritonang stres memang salah satu faktor risiko dari stroke. Bila stres terjadi berkepanjangan dan tidak ditangani hal tersebut bisa menyebabkan orang tersebut mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi) yang juga faktor risiko terjadi stroke. Alhasil risiko terkena stroke makin tinggi.
Baca Juga
"Kalau stres tidak dimodifikasi atau diatasi dengan benar maka risiko terkena stroke makin tinggi," kata Sahat dalam diskusi media bersama Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada peringatan Hari Stroke Sedunia 2024, Selasa, 29 Oktober 2024.
Advertisement
Sahat pu mengingatkan agar para pekerja untuk bekerja dengan bahagia dan menciptakan suasana kerja yang kondusif serta kerja sama tim yang baik.
"Lalu, pola hidup sehat harus dijalankan ya untuk meniminalisasi risiko stroke," lanjut Sahat.
Pola hidup sehat yang dimaksud Sahat diantaranya:
- Berolahraga rutin 30 menit sehari 5 kali seminggu
- Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang
- Menghindari minum alkohol
- Mengendalikan tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi
Apa Itu Stroke?
Sahat mengatakan bahwa stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa gangguan saraf sebagian atau menyeluruh.
Kondisi ini dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler atau pembuluh darah.
Jenis stroke ada dua: penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) dan pecah pembuluh darah (stroke hemoragik)
Apa yang Terjadi Ketika Stroke?
Kematian jaringan otak yang terjadi akibat gangguan pasokan aliran darah yagn membawa nutrisi dan oksigen ke otak yang diakibatkan oleh sumbatan, penyempitan atau pecah pembuluh darah di otak.
Gejala Stroke
Sahat mengatakan bahwa gejala stroke itu adalah gejala yang tiba-tiba atau mendadak. Misalnya saat membawa gelas tiba-tiba jatuh karena tangan melemah, lalu muka perot, penglihatan kabur padahal sebelumnya enggak apa-apa.
"Apapun gejalanya yang sifatnya terjadi tiba-tiba dan sifatnya separuh itu dikhawatirkan stroke. Sehingga perlu segera dibawa ke rumah sakit dimana ada golden time yakni 3,5 jam usai gejala muncul," kata Sahat.
Berikut ini beberapa gejala stroke yang sering disebut dengan "SeGeRa Ke RS" oleh Kementerian Kesehatan:
1. Se
Gejala atau ciri utama yang sering dirasakan oleh orang-orang sebelum terkena serangan stroke yaitu senyum tidak simetris. Senyum tidak simetris berarti seseorang saat tersenyum hanya mengarah pada satu sisi. Gejala senyum tidak simetris membuat seseorang cenderung sering tersedak dan kesulitan untuk minum.
2. Ge
Penyakit stroke identik dengan kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu atau bahkan keseluruhan. Ge atau gerak tubuh melemah secara mendadak menjadi pertanda datangnya penyakit stroke. Orang yang tubuhnya mendadak melemah biasanya cenderung lemas dan susah untuk bergerak.
3. Ra
Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung. Penderita stroke biasanya mendadak kesulitan berbicara ataupun kata yang diucapkan tidak jelas orang-orang menyebut gejala ini sebagai pelo.
Advertisement
Gejala Stroke
4. Ke
Kebas pada tubuh juga menjadi salah satu gejala stroke yang umum dialami oleh penderitanya. Tidak hanya kebas, penderita stroke akan mengalami gejala seperti separuh tubuh terasa kesemutan sehingga sulit untuk dikendalikan hingga digerakkan.
5. R
Rabun pada mata yang terjadi secara tiba-tiba bisa juga menjadi pertanda datangnya penyakit stroke. Gejala ini perlu diperiksakan lebih lanjut untuk memastikan apakah rabun biasa atau petanda timbulnya penyakit stroke.
6. S
Sakit kepala hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya turut menjadi tanda timbulnya penyakit stroke. Rasa pusing sebagai gejala stroke disertai dengan Tremor hingga sempoyongan. Gejala ini dipicu oleh gangguan keseimbangan pada tubuh sehingga terasa berputar dan gerakan sulit dikoordinasi.
Temui Gejala di Atas, Segera ke RS
Bila menemui gejala di atas, Sahat meminta untuk segera ke rumah sakit. Seperti diketahui golden period stroke adalah 3,5 jam sampai 4 jam sesudah gejala.
"Kalau segera dibawa ke rumah sakit maka bisa segera diberikan pengobatan stroke seperti pemberian trombolisis atau teknik terbaru untuk mengambil penyumbatan itu (pada kasus stroke iskemik)," kata Sahat.
Dengan tindakan ini bisa mencegah atau meminimalisasi kecacatan.
"Jadi, begitu terlihat atau dicurigai stroke segera bawa ke rumah sakit yang memiliki CT Scan dan dokter saraf/neurologi," kata Sahat.
Advertisement