Liputan6.com, Jakarta Kabar temuan residu pestisida termasuk klorpirifos yang ditemukan di Thailand oleh Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) pada Anggur Shine Muscat dari China tengah jadi perbincangan.
Tak hanya di Thailand, kekhawatiran juga merebak ke negara lain seperti Malaysia dan Indonesia. Mengenai hal ini, Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Dr. Sahat Manaor Panggabean memberi pernyataan.
Baca Juga
“Berdasarkan hasil monitoring di 2024 dan pengujian yang dilakukan merujuk kepada Standar Batas Maksimum Residu (BMR) yang telah ditetapkan berdasarkan Permentan No. 55/2016, tidak ditemukan cemaran kimia termasuk residu pestisida dan mikroba yang melebihi ambang batas yang diizinkan pada anggur tersebut,” kata Sahat dalam konferensi pers di Gedung Badan Pangan Nasional, Senin (4/11/2024).
Advertisement
Dia menambahkan, pemeriksaan dilakukan pada anggur shine muscat dari China yang masuk lewat Pelabuhan Pemasukan Tanjung Perak, Surabaya pada tanggal 31 Oktober 2024. Serta dari beberapa tempat pemasukan lainnya dengan target uji residu pestisida seperti Metalaxyl, Cyprodinil, Tebuconazol, Buscalid, dan Pyrimethanyl, juga Chlorpyrifos.
Hasilnya, tidak terdeteksi kandungan di atas amabang batas, semuanya masih di bawah ambang batas yang ditetapkan.
“Untuk itu, kami sampaikan bahwa komoditas anggur shine muscat tersebut aman untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia,” kata Sahat.
Tak Ada Cemaran di Atas Ambang Batas
Sahat menambahkan, hasil pengujian laboratorium Barantin selaras dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh otoritas keamanan pangan Malaysia dan Singapura yang sama-sama tidak menemukan cemaran di atas ambang batas.
“Tentunya kami akan terus pantau setiap pemasukan anggur muscat dari China maupun komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) lainnya untuk memastikan bahwa produk PSAT impor telah memenuhi persyaratan bebas cemaran sehingga bisa diijinkan masuk ke Indonesia.”
Meski begitu, Sahat tetap mengimbau masyarakat untuk selalu mengedepankan konsumsi buah-buahan lokal yang mana kualitas dan nutrisinya tidak kalah dengan buah buahan impor.
“Selain itu, saya mengimbau untuk selalu membiasakan diri dengan budaya atau perilaku peduli keamanan pangan melalui praktik-praktik sederhana, misalnya mencuci buah dengan air mengalir sebelum dikonsumsi,” sarannya.
Advertisement
Kata BPOM Soal Anggur Shine Muscat
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar turut angkat bicara.
Menurutnya, perlindungan kesehatan masyarakat merupakan prioritas utama. Maka dari itu, BPOM berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional untuk melakukan penelusuran kebenaran pemberitaan yang beredar. Serta melakukan tindak lanjut pengambilan sampel dan pengujian laboratorium.
“BPOM telah melakukan pengambilan sampel anggur shine muscat di beberapa wilayah khususnya entry point masuknya buah anggur shine muscat tersebut yaitu Jabodetabek, Bandung, Bandar Lampung, Surabaya, Pontianak, Makassar dan Medan,” kata Taruna dalam konferensi pers di Gedung Badan Pangan Nasional, Jakarta, Senin (4/11/2024).
Hasil Uji Sampel Anggur Shine Muscat di Jabodetabek
Taruna menambahkan, pengujian sampel dari Jabodetabek, Bandung dan Bandar Lampung telah selesai dilaksanakan.
Pengujian dilakukan di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) BPOM, dengan parameter uji residu pestisida Chlorpyrifos menggunakan metode Gas Chromatography-Mass Spectrometry/Mass Spectrometry atau GC/MSMS (Limit of Detection atau LOD 0,02 ug/kg/Limit of Quantification atau LOQ 0,07 ug/kg), dengan hasil tidak terdeteksi.
“Hasil pengujian sampel menunjukkan, tidak terdeteksi adanya residu pestisida Chlorpyrifos,” kata Taruna.
Meski begitu, BPOM sebagai koordinator analisis risiko keamanan pangan akan terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait sesuai dengan tugas dan kewenangannya, tambah Taruna.
Advertisement