Liputan6.com, Jakarta - Indonesia masih menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan kasus tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia, berdasarkan laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Global TB Report 2024.
Laporan ini mengungkapkan data terkait TB global untuk tahun 2023, yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus TB di dunia.
Baca Juga
Pada 2023, tercatat 8,2 juta kasus baru TB di seluruh dunia, meningkat dari 7,5 juta kasus pada 2022 dan 7,1 juta pada 2021. Bagi Indonesia, ada beberapa temuan penting dalam laporan ini:
Advertisement
TBC di Indonesia Urutan ke Berapa?
Indonesia masih berada di peringkat kedua dunia dalam hal jumlah kasus TB, dengan kontribusi mencapai 10 persen dari total kasus global. Peringkat lima besar negara penyumbang kasus TB terbanyak adalah India (26 persen), Indonesia (10 persen), China (6,8 persen), Filipina (6,8 persen), dan Pakistan (6,3 persen).
Selain itu, Indonesia, bersama Filipina dan Myanmar, menjadi penyumbang terbesar terhadap peningkatan kasus TB dunia antara 2020 hingga 2023.
Di Mana TB yang Resistan Obat Umum Terjadi?
Laporan ini juga mengidentifikasi lima negara yang menyumbang lebih dari separuh kasus TB yang resisten terhadap obat, baik Rifampisin (RR) maupun Multi Drug Resistance TB (MDR-TB).
Indonesia termasuk dalam daftar ini, dengan kontribusi sebesar 7,4 persen dari total kasus MDR/RR-TB global. Negara-negara lainnya dalam kelompok ini adalah India (27 persen), Rusia (7,4 persen), China (7,3 persen), dan Filipina (7,2 persen).
Peningkatan Insiden TB
Terdapat 39 negara yang mengalami peningkatan lebih dari 5 persen dalam insiden TB pada 2023 dibandingkan dengan 2015. Di Asia, Indonesia, Mongolia, Myanmar, dan Filipina termasuk dalam kelompok ini.
Selain itu, Indonesia juga menjadi salah satu dari sepuluh negara dengan 'gap' terbesar antara estimasi kasus dan kasus yang terdeteksi. Indonesia menyumbang 11 persen dari total gap global, setelah India (16 persen).
Gap dalam Penemuan Kasus MDR/RR-TB
Laporan WHO mencatat sepuluh negara yang menyumbang 75 persen dari 'gap' antara estimasi insiden kasus MDR/RR-TB dan jumlah pasien yang mendapatkan pengobatan yang tepat.
Indonesia termasuk dalam daftar ini, bersama dengan India, Filipina, China, Pakistan, Myanmar, Ukraina, Nigeria, Vietnam, dan Afrika Selatan.
Apresiasi untuk Studi Inventarisasi TB
Laporan WHO juga memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan “TB inventory study” di Indonesia pada 2023.
Hasilnya menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam jumlah kasus TB yang tidak terlaporkan dibandingkan dengan studi sebelumnya pada 2017.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah dalam menangani wabah TB dan mencegah penyebarannya lebih lanjut.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, dan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Kepala Balitbangkes
Advertisement