Liputan6.com, Jakarta Membangun transformasi digital yang inklusif menjadi salah satu upaya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam melancarkan program skrining ulang tahun.
Program ini rencananya dimulai pada 2025 dan menyasar semua lapisan masyarakat mulai dari bayi hingga lanjut usia (lansia).
Baca Juga
Satusehat Bakal Jadi Aplikasi yang Dukung Skrining Ulang Tahun dan Mudah Diakses Penyandang Disabilitas
Wamenkes Dante Sebut Skrining Kesehatan saat Ulang Tahun Termasuk Pemeriksaan Kolesterol, Buat Kelompok Usia Berapa?
Cegah Disabilitas, Balita Berhak Dapatkan Pemeriksaan Hipotiroid Kongenital dalam Skrining Ulang Tahun
“Ya jadi hari ini saya hadir di acara UNDP (United Nations Development Programme) acara ini untuk memberikan support kepada kita terhadap sistem transformasi kita yang keenam yaitu transformasi teknologi,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam peluncuran publikasi Prospek Cerah, Dibayangi Ketimpangan: Menuju Transformasi Digital Inklusif di Indonesia di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Advertisement
Dante menambahkan, pada masa pandemi COVID-19, Kemenkes sempat meluncurkan aplikasi PeduliLindungi yang telah diunduh lebih dari 100 juta penduduk Indonesia.
“Nah, karena COVID-nya sudah selesai, maka kita transformasi PeduliLindungi ini menjadi aplikasi SatuSehat. Nanti aplikasi Satusehat ini akan diberikan kepada masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi dan berbagai macam kepentingan untuk akses di bidang kesehatan,” ujarnya kepada Health Liputan6.com.
Maka dari itu, lanjut Dante, masyarakat yang hendak melakukan skrining gratis perlu mengunduh aplikasi SatuSehat dan memiliki BPJS Kesehatan.
“Nanti semua yang akan melakukan skrining gratis di hari ulang tahun harus men-download aplikasi Satusehat dan mempunyai BPJS (Kesehatan). Nah, aplikasi SatuSehat ini terkoneksi dengan laboratorium, layanan kesehatan, foto rontgen, terkoneksi dengan dokter dan sebagainya,” papar Dante.
Bentuk Transformasi dari Aplikasi PeduliLindungi
Menurut Dante, transformasi digital di Kementerian Kesehatan akan dipimpin oleh Chief of Technology Transformation Office (TTO) Kemenkes RI Setiaji.
Dalam kesempatan yang sama, Setiaji mengatakan bahwa user yang digunakan dalam aplikasi pendukung skrining ulang tahun sama dengan PeduliLindungi.
“Kita tetap menggunakan user dari PeduliLindungi kemudian diperluas cakupannya bukan hanya COVID tapi juga penyakit lain. Dan bukan hanya rekam medis elektronik tapi kita juga bisa melakukan skrining kesehatan secara mandiri misalnya skrining kesehatan jiwa, kanker paru-paru, dan sebentar lagi hipertensi.”
Termasuk, lanjutnya, untuk mendukung skrining ulang tahun sehingga menjadi pengingat (reminder) di H-7 ulang tahun.
“Kemudian masyarakat bisa skrining di fasilitas kesehatan dan datanya juga akan masuk di dalam Satusehat.”
Advertisement
Skrining Ulang Tahun Cakup Pemeriksaan Kolesterol
Dante juga menyampaikan bahwa skrining ulang tahun mencakup berbagai pemeriksaan kesehatan termasuk kolesterol.
“Oh iya (termasuk skrining kolesterol), skrining itu dibagi berdasarkan usia mulai dari balita, anak-anak, remaja muda, remaja dewasa, sampai lansia, nanti setiap skrining itu ada panelnya,” kata Dante.
Dante menambahkan, pemeriksaan kolesterol masuk dalam panel skrining untuk kelompok usia dewasa.
“Dan salah satu di antaranya adalah panel untuk pemeriksaan kolesterol terutama untuk golongan dewasa,” ujar Dante.
Skrining Ulang Tahun Dimulai pada 2025
Sebelumnya, disampaikan bahwa program ini akan dimulai pada 2025 sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Skrining ini adalah hadiah ulang tahun dari negara kepada masyarakat, dilakukan setiap hari ulang tahun untuk memastikan kesehatan terpantau secara dini,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (31/10/2024).
Budi menambahkan, program ini berbeda dari skrining Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mencakup 14 jenis penyakit. Skrining ulang tahun ini dirancang untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit sesuai golongan usia, dengan tujuan meningkatkan efektivitas deteksi dini dan meminimalkan risiko kematian serta disabilitas.
Advertisement