Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Moh Adib Khumaidi mengecam tindakan kekerasan yang didapatkan salah dokter di Papua Pegunungan yang mendapatkan kekerasan saat bertugas di RSUD Lukas Enembe. Adib meminta aparat kepolisian dan penegak hukum untuk menindak pelaku kekerasan terhadap dokter YS di Papua.
"Kami minta pada aparat kepolisian, aparat hukum untuk melakukan penindakan kersas, melakukan proses hukum, sesuai ketentuan yang ada. Kami menghormati proses hukum yang akan dilakukan," kata Adib dalam video yang diterima Liputan6.com pada Senin, 11 November 2024.
Baca Juga
Dilempar dan Dipukul oleh Oknum Pejabat Papua, Dokter di RSUD Lukas Enembe Alami Patah Tulang
The Changcuters Kini Minta Riders Dokter Tiap Kali Konser Usai Insiden Tria Pingsan di Panggung
Cara Memilih Klinik Kecantikan yang Aman dan Nyaman, Layanan Sebelum dan Sesudah Perawatan Termasuk Pertimbangan Utama
Untuk diketahui pada Selasa, 5 November 2024 dokter berinisial YS yang bertugas di RSUD Lukas Enembe di Provinsi Papua Pegunungan mendapatkan kekerasan dari seorang oknum pejabat setempat. Kekerasan tersebut sampai membuat dokter YS mengalami patah tulang di area wajah serta memar punggung.
Advertisement
Adib juga meminta pemerintah bisa memberikan jaminan keamanan kepada dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas dalam memberikan pelayanan kesehatan di Papua.
Adib berharap jaminan keamanan pada para tenaga kesehatan di Papua ini menjadi perhatian Presiden Republik Indonesia, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian PAN-ERB, Kemenko PMK, dan pemerintah daerah.
“Kami ingin agar seluruh sejawat dokter dan tenaga kesehatan yang berada di Mamberamo Tengah, serta di seluruh wilayah Papua mendapatkan jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di wilayah tersebut," kata Adib.
PB IDI Sudah Berkoordinasi dengan IDI Cabang Jayawijaya
Adib mengatakan sudah berkoordinasi dengan IDI cabang Jayawijaya atas kasus yang dialami dokter YS. Adib mengapresiasi langkah cepat yang sudah dilakukan oleh pengurus IDI cabang Jayawijaya dan mendorong para sejawat dokter untuk tetap semangat melakukan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
“Semoga kejadian ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah pusat dan daerah apalagi pelaku kejadian ini adalah aparat pemerintah,” katanya.
Advertisement
Kronologi Kejadian Kekerasan yang Dialami Dokter YS
Berdasarkan kronologi yang dilaporkan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jayawijaya, kejadian kekerasan terhadap dokter yang berinisial YS (30) terjadi pada Selasa, 5 November 2024 sekitar pukul 13.35 WIT.
Terduga pelaku masuk ke ruangan apotek RSUD Lukas Enembe kemudian berteriak, “We kam kasi sa obat paracetamol ka kalian tidak tau kah saya ini siapa? Saya ini Asisten 3.”
Oknum pejabat itu masuk ke ruangan dokter YS. Kemudian sosok tersebut mengambil kursi dan melempar korban. Namun, lemparannya tidak mengenai korban. Kemudian orang tersebut mengambil kayu balok seukuran 5x5 kemudian memukul ke arah muka dan punggung dokter YS.
Pada saat itu ada pasien yang sedang berobat langsung melerai terduga pelaku. Namun, pasien tersebut juga dipukul oleh terduga pelaku, setelah itu terduga pelaku keluar dan melakukan perusakan terhadap pembatas ruangan yang terbuat dari kayu.
IDI Cabang Jawayijaya juga menyebut terduga pelaku sempat mengambil batu lalu melempar kaca jendela RSUD Lukas Enembe. Setelah itu, oknum pejabat langsung keluar dari RSUD Lukas Enembe dan pergi.
Kondisi Dokter YS
Akibat dari kejadian tersebut korban mengalami luka patah tulang di bagian pipi kanan, hidung, dan sejumlah bagian wajah, serta luka memar parah di punggung.
Luka yang dialami dokter YS cukup parah, maka segera ia diterbangkan ke Sulawesi Selatan untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Menurut Ketua IDI Cabang Jayawijaya, dokter Lorina mengatakan bahwa korban yakni dokter YS termasuk salah satu dokter kontrak. Dokter YS sudah ingin mengabdikan dirinya secara penuh untuk wilayah Papua.
Advertisement