Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini dokter spesialis anak Ina Zarlina berhasil melakukan transplantasi ginjal pada anak.
Menurutnya, penyebab penyakit ginjal kronis (PGK) pada anak-anak yang berujung pada kebutuhan transplantasi ginjal sering kali berbeda dibandingkan pada orang dewasa.
Baca Juga
“Sekitar 30 persen dari kasus PGK pada anak-anak disebabkan oleh kelainan bawaan, seperti kelainan glomerulus yang memengaruhi fungsi ginjal. Ini termasuk gangguan genetik dan malformasi ginjal yang hadir sejak lahir,” kata dokter yang bertugas di RS Siloam ASRI itu dalam keterangan tertulis, Selasa (26/11/2024).
Advertisement
“Selain itu, penyakit ginjal pada anak-anak juga sering kali berhubungan dengan infeksi atau gangguan metabolik yang belum terdeteksi sejak dini,” tambahnya.
Salah satu tantangan terbesar dalam transplantasi ginjal pada anak adalah pencarian pendonor yang cocok, sambung Ina. Mengingat, kebutuhan untuk menyesuaikan ukuran ginjal dan dosis obat imunosupresan dengan kondisi tubuh anak yang masih berkembang.
Selain itu, terapi pengganti ginjal seperti cuci darah (hemodialisis) atau Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) juga menjadi alternatif, meski tidak optimal dalam jangka panjang.
Di sisi lain, transplantasi ginjal pada anak memerlukan alat yang disesuaikan dengan ukuran tubuh mereka, baik untuk hemodialisis maupun CAPD. Sehingga menambah kompleksitas prosedur dan memerlukan perhatian khusus dari spesialis anak.
Terapi Pengganti Ginjal Anak Harus Dipertimbangkan dengan Cermat
Lebih lanjut Ina menyampaikan, penggunaan terapi pengganti ginjal harus dipertimbangkan dengan cermat karena berdampak pada tumbuh kembang anak.
“RS Siloam ASRI menyediakan layanan CAPD untuk anak-anak, yang tujuannya adalah untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi anak-anak dengan penyakit ginjal kronis,” katanya.
Transplantasi ginjal pada anak tidak hanya memberikan harapan untuk kelangsungan hidup, tetapi juga memungkinkan kehidupan yang lebih mandiri tanpa ketergantungan pada terapi pengganti ginjal.
Setelah transplantasi, harapan utamanya adalah anak-anak dapat beraktivitas dan meraih cita-cita seperti teman sebayanya tanpa batasan perawatan medis intensif. Pemantauan medis rutin tetap penting untuk mencegah penolakan ginjal dan komplikasi lainnya, sehingga anak-anak dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan harapan yang lebih cerah.
Advertisement
Bagaimana Mencegah Penyakit Ginjal pada Anak?
Pencegahan penyakit ginjal pada anak sangat penting dengan menjaga pola hidup sehat, seperti cukup cairan, pola makan seimbang, dan menghindari obat-obatan yang merusak ginjal.
Orangtua dan tenaga medis harus proaktif memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanganan dini penyakit ginjal.
“Meskipun informasi tentang transplantasi ginjal pada anak terbatas, kesadaran dan sumber daya yang memadai perlu terus ditingkatkan untuk mendukung perawatan terbaik bagi anak-anak dengan penyakit ginjal,” ujar Ina.
Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat pada Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Dalam keterangan yang sama, dokter spesialis urologi Nur Rasyid menerangkan, program transplantasi ginjal di RS Siloam ASRI sudah dimulai sejak 2017.
Hingga kini, RS tersebut telah melakukan 400 transplantasi ginjal. Dia menilai, keberhasilan dalam transplantasi ginjal memberikan dampak sosial yang signifikan. Salah satunya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama dalam bidang transplantasi ginjal.
“Transplantasi ginjal ke-400 telah berhasil dilaksanakan pada 31 Oktober 2024 dan RS Siloam ASRI membuktikan bahwa teknologi medis berkualitas tinggi dapat diakses di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada rumah sakit luar negeri,” kata Nur Rasyid.
Keberhasilan ini juga mendorong pemberdayaan masyarakat untuk lebih memahami pentingnya donor organ, baik dari pendonor hidup maupun jenazah, dengan harapan meningkatkan jumlah pendonor dan kualitas hidup pasien gagal ginjal di Indonesia.
Advertisement