Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan penyalahgunaan ketamin amat mengkhawatirkan.
"Pelanggaran penggunaan ketamin ini sudah meningkat beberapa kali lipat. Dan sudah sampai tahap mengkhawatirkan," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar.
Baca Juga
Dalam dunia medis, ketamin adalah obat anestesi umum yang bekerja cepat untuk menghasilkan efek anestesi dan analgesik kuat. Biasanya digunakan sebagai anestesi dalam prosedur bedah dan diagnostik.
Advertisement
Namun, pada kenyataanya ketamin banyak disalahgunakan untuk memberikan efek “rekreasional” dari efek samping euforia (rasa nyaman dan gembira yang berlebihan) karena dosis penggunaan yang tidak tepat.
Selain itu, ketamin juga dapat memberikan efek kehilangan kesadaran, gangguan memori, dan ketidakmampuan seseorang untuk melawan atau memahami apa yang sedang terjadi karena efek sedasi (merasa tenang dan rileks), penghilang rasa sakit, dan amnesia (tidak ingat kejadian saat berada di bawah pengaruh obat).
Menurut data BPOM, peredaran ketamin injeksi ke fasilitas pelayanan kefarmasian pada tahun 2023 (235 ribu vial) meningkat 75% dibandingkan tahun 2002 (134 ribu vial). Lalu, pada tahun 2024 mencapai 440 ribu vial).
Lampung Paling Banyak di 2024
Pada tahun ini, penyalahgunaan ketamin paling banyak terjadi di 7 provinsi, yaitu Lampung, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Barat.
Dari provinsi itu, penyimpangan peredaran tertinggi terjadi di Provinsi Lampung dengan jumlah 5.840 vial ketamin. Disusul Bali (4.074 vial), Jawa Timur (3.338 vial), dan Jawa Barat (1.865 vial).
Bahaya dari Penyalahgunaan Ketamin
BPOM mengimbau masyarakat untuk tidak menyalahgunakan ketamin karena dapat menyebabkan dampak buruk yang serius bagi kesehatan hingga berujung kematian.
Efek penyalahgunaan ketamin mulai dari efek psikologis dimana membuat orang jadi berhalusinasi, mengalami gangguan kognitif hingga depresi.
Lalu bisa juga berdampak pada disfungsi kognitif dan risiko kejang. Sementara itu pada fisik bisa menyembabkan kerusakan sistem saluran kemih, ginjal dan hati.
Efek jangka panjang pada mental yakni psikosis, skizofrenia dan risiko bunuh diri.
Advertisement
Kenapa Penyalahgunaan Ketamin Naik?
Taruna mengatakan kemungkinan penyebab peningkatan penyalahgunaan ketamin dalam dua tahun terakhir. Salah satunya demi mendapatkan efek dari ketamin yang mirip dengan narkotika dimana bisa meredakan nyeri, perasaan senang, tenang dan rileks.
"Kalau obat jenis narkotika sudah terlarang, kalau menggunakan itu kan ditangkap. Maka dicari obat baru yang memiliki efek serupa tapi belum masuk obat golongan narkotika," kata Taruna.
"Obat ketamin ini kan punya efek euforia dan bius," katanya.