Liputan6.com, Jakarta Masalah serius pada usus dapat ditandai dengan gangguan pencernaan yang terus menerus seperti perut kembung, sembelit, atau rasa tidak nyaman di perut.
Salah satu metode yang efektif untuk menangani kondisi seperti ini adalah dengan melakukan endoskopi.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis penyakit dalam – konsultan gastro entero hepatologi RS EMC Grha Kedoya, Dedy G. Sudrajat, endoskopi usus merupakan prosedur media yang digunakan untuk memeriksa bagian dalam saluran pencernaan.
Advertisement
“Cara kerja prosedur ini adalah dengan memasukkan sebuah alat berupa tabung fleksibel ke dalam saluran pencernaan melalui mulut,” tulis Dedy di laman EMC, dikutip Sabtu (7/12/2024).
Alat yang digunakan untuk melakukan prosedur medis ini adalah Endoskop. Tabung fleksibel pada alat endoskop dilengkapi dengan kamera dan lampu di ujungnya. Dengan begitu, dokter dapat melihat kondisi usus secara langsung pada layar monitor.
Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Endoskopi?
Prosedur medis endoskopi memiliki beberapa tahap saat pengerjaannya, termasuk persiapan.
Sebelum dilakukan tindakan endoskopi, diperlukan persiapan yang harus dijalani pasien, meliputi:
- Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
- Berpuasa selama beberapa jam.
- Meminum cairan pencahar jika akan melakukan pemeriksaan usus besar atau kolonoskopi. Pasien akan diare setelah meminum cairan ini tujuannya agar isi makanan di usus bisa bersih sehingga saat endoskopi bisa lebih jelas melihat permukaan usus.
- Pemberian obat anestesi lokal yang biasanya dilakukan pada area tenggorokan untuk tindakan endoskopi lambung (gastroskopi).
- Bisa diberikan sedasi atau bius ringan sehingga pasien tertidur dan bisa lebih nyaman selama tindakan endoskopi.
Bagaimana Proses Pelaksanaan Endoskopi?
Setelah semua persiapan dilakukan, pasien akan diarahkan merebahkan diri di atas meja operasi. Kemudian, dokter akan memasukkan alat endoskop ke dalam tenggorokan pasien menuju perut.
Saat alat berhasil masuk ke dalam usus, dokter akan memantau monitor yang menggambarkan kondisi lambung-usus besar pasien. Selama proses endoskopi berlangsung, dokter akan memeriksa saluran pencernaan untuk mencari tanda-tanda kelainan seperti peradangan, tumor, polip atau luka.
Kamera pada alat endoskop dapat merekam kondisi saluran pencernaan dengan jelas, sehingga dokter dapat melakukan tindakan yang diperlukan. Seperti biopsi, penghentian pendarahan pada saluran pencernaan jika terdapat pendarahan, pemotongan polip dan melakukan tindakan lainnya yang dibutuhkan.
Proses endoskopi pada umumnya memakan waktu sekitar 15 sampai dengan 45 menit. Selama tindakan berlangsung, pasien yang sudah diberi obat anestesi, artinya tidak akan merasakan apapun.
Advertisement
Tindak Lanjut dan Manfaat Endoskopi
Saat prosedur endoskopi selesai dilakukan dan alat sudah dikeluarkan dari tubuh, pasien akan diminta untuk beristirahat sejenak sampai efek biusnya menghilang.
Biasanya, setelah efek bius menghilang, dokter akan menjelaskan hasil dari endoskopi yang dilakukan. Tentang apa saja yang terjadi pada organ pencernaan pasien.
Apa Manfaat Melakukan Endoskopi?
Endoskopi memungkinkan dokter memberikan diagnosis segera dan penjelasan langsung mengenai kondisi pasien. Serta menentukan tindakan medis yang tepat berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan.
Selain itu, endoskopi merupakan prosedur medis yang efektif dalam diagnosis dan penanganan masalah yang terkait dengan usus kotor, termasuk kondisi yang lebih serius seperti radang usus.
Dengan menggunakan alat endoskop yang dilengkapi dengan kamera kecil, dokter dapat melihat kondisi bagian dalam usus secara langsung untuk mendeteksi tanda-tanda peradangan atau kerusakan pada dinding usus.
Proses ini memungkinkan identifikasi dan penghilangan sisa makanan, polip, atau jaringan yang tidak normal, yang dapat menjadi pemicu radang usus atau memperburuk kondisi peradangan yang sudah ada. Sehingga, dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut serta meningkatkan kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan.
Mengapa Deteksi Dini dengan Endoskopi Penting?
Radang usus, seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn, adalah kondisi serius yang bisa menyebabkan nyeri hebat, diare berdarah, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Jika dibiarkan, peradangan ini dapat memicu komplikasi seperti penyempitan usus, perdarahan hebat, atau bahkan meningkatkan risiko kanker usus besar.
Endoskopi menjadi langkah penting dalam deteksi dini radang usus. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk memeriksa kondisi dinding usus secara langsung, mendeteksi peradangan atau luka kecil, dan mengangkat jaringan abnormal sebelum memburuk. Deteksi dini dapat mencegah komplikasi serius dan menjaga kesehatan pencernaan.
“Melalui prosedur endoskopi, kita dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi saluran pencernaan dan mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. Proses ini sangat penting dalam mengidentifikasi gangguan seperti radang usus atau kondisi lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas hidup,” ujar Dedy.
“Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, Anda dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dan menjaga kesehatan pencernaan tetap optimal,” pungkasnya.
Advertisement