Liputan6.com, Jakarta - Penyakit kolesterol dan asam urat sering kali dianggap serupa karena keduanya berkaitan dengan metabolisme tubuh.
Namun, kedua kondisi ini sebenarnya berbeda, baik dari segi penyebab, gejala, maupun dampaknya pada kesehatan. Untuk memahami lebih jelas, mari kita bahas satu per satu.
Baca Juga
Apa Perbedaan Antara Kolesterol dan Asam Urat?
Kolesterol dan asam urat adalah dua kondisi kesehatan yang berbeda, meskipun keduanya dapat dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup.
Advertisement
Apa yang dimaksud dengan kolesterol? Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan dalam tubuh dan makanan tertentu. Sebagian besar kolesterol diproduksi oleh hati dan berfungsi penting dalam pembentukan sel tubuh serta produksi hormon.
Namun, jika kadar kolesterol terlalu tinggi, dapat terjadi penumpukan plak di pembuluh darah. Kondisi ini disebut aterosklerosis, yang berisiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke, menurut dr. Steffie Simpinano Solin, M.Ked(PD), Sp.PD dilansir dari EMC Health Care pada Selasa, 10 Desember 2024.Â
Lantas, apa itu asam urat dan bagaimana ciri-cirinya? Asam urat adalah senyawa yang dihasilkan dari pemecahan purin, yaitu zat yang terdapat dalam makanan dan juga diproduksi secara alami oleh tubuh.
Normalnya, asam urat dikeluarkan melalui urine, tapi jika kadarnya terlalu tinggi, kristal asam urat dapat terbentuk di persendian. Hal ini menyebabkan peradangan dan nyeri yang dikenal sebagai penyakit asam urat atau gout.
Perbedaan tipe penyakit kolesterol dan asam urat terletak pada asal dan dampaknya. Kolesterol berkaitan dengan metabolisme lemak dan terutama memengaruhi pembuluh darah, sedangkan asam urat terkait dengan metabolisme purin dan lebih sering menyebabkan masalah pada persendian.
Keduanya memiliki faktor risiko yang berbeda, seperti pola makan, genetik, dan kondisi kesehatan lainnya, tapi keduanya dapat dikendalikan dengan gaya hidup sehat.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Kolesterol dan Asam Urat Tinggi?
Mengelola kolesterol dan asam urat yang tinggi memerlukan kombinasi perubahan gaya hidup, penggunaan obat sesuai anjuran dokter, serta pemantauan rutin. Kesehatan yang optimal dapat dicapai melalui beberapa langkah sederhana yang mudah diikuti.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Asam Urat Tinggi?
Bagi penderita asam urat, Steffie mengatakan bahwa menjalani pola makan rendah purin adalah kunci utama. Hindari makanan tinggi purin seperti jeroan (hati, ginjal), beberapa jenis ikan seperti sarden dan tuna, serta makanan laut lainnya.
"Sebagai gantinya, konsumsilah lebih banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh yang rendah purin," katanya.
Minum air putih yang cukup setiap hari sangat penting. Dengan asupan air minimal dua liter per hari, tubuh dapat membantu membuang asam urat melalui urine.
Selain itu, menjaga berat badan ideal juga menjadi langkah penting, karena obesitas dapat meningkatkan risiko asam urat tinggi. "Jika berat badan berlebih, ubah pola makan secara bertahap untuk mencapainya," tambahnya.
Olahraga ringan hingga sedang secara teratur dapat membantu menjaga berat badan dan meningkatkan kesehatan jantung. Namun, hindari olahraga berlebihan yang dapat berisiko melukai sendi. Selain itu, jauhi alkohol dan rokok, karena keduanya dapat memperburuk kondisi asam urat.
Jika diperlukan, dokter dapat meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengurangi produksi asam urat atau meningkatkan pengeluarannya dari tubuh.
Advertisement
Kolesterol Hilang Lewat Apa?
Untuk kolesterol tinggi, pola makan rendah lemak jenuh sangat dianjurkan. Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak trans dan jenuh, seperti makanan cepat saji, gorengan, dan makanan olahan. Sebaliknya, tingkatkan konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Aktivitas fisik juga berperan besar. Lakukan olahraga aerobik secara rutin, seperti jalan cepat, jogging, atau berenang, untuk membantu mengontrol kolesterol sekaligus menjaga kebugaran tubuh. Selain itu, berhenti merokok sangat penting karena rokok dapat merusak pembuluh darah dan memperburuk kondisi kolesterol tinggi.
Bagi yang memiliki kelebihan berat badan, upayakan untuk mencapai berat badan ideal, karena hal ini akan membantu mengurangi risiko komplikasi. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu mengontrol kadar kolesterol, sesuai dengan kebutuhan individu.