Liputan6.com, Jakarta - Seperti halnya di Indonesia, Filipina juga telah memulai penemuan kasus tuberkulosis (TB) secara aktif melalui skrining, dengan menggunakan Mobil Van yang dilengkapi alat ronsen X-Ray, yang pembacaannya dilakukan menggunakan Artificial Intelligence (AI).
Yang menarik, pelayanan ini dilakukan oleh LSM setempat, salah satunya oleh Philippine Tropical Disease Foundation Inc. yang saya dan tim AIDP (Airborne Infection Defence Platform) kunjungi pada 5 Desember 2024.
Baca Juga
Kantor LSM ini terletak di Makati, pusat bisnis Manila yang dipenuhi gedung bertingkat, bank, hotel, serta perusahaan besar multinasional.
Advertisement
Patut dicatat bahwa LSM ini memiliki tiga pendekatan untuk keberhasilan skrining aktif TB paru dengan Mobil Van. Pertama, mereka melibatkan pimpinan daerah dan masyarakat setempat, suatu hal yang sangat penting karena kita semua tahu bahwa program kesehatan di masyarakat harus dijalankan dengan kesadaran penuh dari masyarakat yang menerima, tidak dapat dilakukan secara top-down begitu saja.
Kedua, kegiatannya bersifat one-stop service: orang yang datang untuk skrining TB langsung difoto ronsen di mobil tersebut, hasilnya segera dibaca dengan AI. Jika hasilnya mencurigakan, pasien diminta untuk mengumpulkan dahaknya, yang kemudian dibawa oleh petugas ke laboratorium GenX Pert terdekat untuk memastikan diagnosis TB.
Ketiga, mereka menggabungkan skrining TB dengan kegiatan lainnya di lapangan, seperti klinik berhenti merokok, yang menarik lebih banyak masyarakat untuk berpartisipasi. Pendanaan kegiatan ini sebagian besar berasal dari USAID, dan mereka juga berencana untuk melibatkan filantropi setempat.
LSM ini benar-benar fokus pada kegiatan skrining dan diagnosis TB, dan mereka juga memiliki klinik TB di kantornya. Philippine Tropical Disease Foundation Inc. juga aktif melakukan riset, baik untuk MDR-TB maupun berbagai jenis vaksin terbaru.
Tentunya, akan sangat baik jika LSM TB di Indonesia juga terus meningkatkan perannya dalam menanggulangi penyakit TB, yang setiap jam membunuh 15 orang warga kita.
Penulis: Prof. Tjandra Yoga Aditama/Senior Project Leader - AIDP