Liputan6.com, Jakarta Ajang lari banyak digelar di kota-kota besar di Indonesia dan banyak peminatnya. Bahkan tak jarang, banyak masyarakat kita yang mengikuti ajang lari di luar negeri.
Hal yang penting diketahui adalah mencegah agar tak terjadi cedera gara-gara berolahraga. Menurut dokter Andi Kurniawan SpKO, cedera saat lari disebabkan oleh overuse, atau tekanan berulang-ulang sehingga terjadi nyeri.
Baca Juga
Faktor risiko cedera yang paling sering terjadi, katanya, adalah kesalahan saat latihan atau karena terlalu bersemangat, misalnya ada yang langsung berlari menempuh 10 km, padahal baru sekali berlari 5km, karena ingin seperti orang lain yang sudah bisa berlari jauh.
Advertisement
"Sedangkan dia yang larinya cepat itu udah berlatih lari 2 tahun. Misalnya seperti itu. Jadi, kita gak bisa menyamakan diri kita dengan orang lain," kata Andi mengutip Antara.
Andi mengingatkan sejumlah hal yang perlu dilakukan guna mencegah cedera saat berlari:
1. Sehat dan Fit Sebelum Berlari
Apabila pada malam sebelumnya terdapat kesibukan sehingga istirahat kurang, katanya, maka rencana lari itu perlu disesuaikan, misalnya dengan menempuh jarak yang sama dengan kecepatan lebih rendah, atau lari dengan kecepatan sesuai rencana, namun dengan jarak lebih pendek.
Menurutnya, penting untuk mendengarkan kebutuhan tubuh. Jika merasa tidak fit, lari bisa ditunda, katanya, guna menghindari cedera.
2. Pakai Pakaian yang Tepat
Indonesia negara tropis maka pakai pakaian yang ringan dan berwarna cerah, agar tidak menyerap sinar matahari.
Â
3. Pastikan Istirahat Berkualitas
Kurang tidur menjadi salah satu penyebab kram, katanya, selain karena intensitas latihan yang kurang atau berlebihan, otot kaku, serta kelelahan.
Menurutnya, tidur seharusnya delapan jam, untuk memastikan kualitasnya.
Â
Advertisement
4. Cukup Minum
Selain istirahat yang berkualitas, dia menyebut perlunya strategi hidrasi yang tepat. Dia mencontohkan, pada sebuah maraton, tidak ada hujan namun mendung, sehingga para peserta merasa sejuk dan tidak perlu minum.
Saat selesai, hujan turun dengan derasnya, udara menjadi lembap, dan banyak yang terkena serangan panas (heatstroke).
Menurutnya, di antara sekian hipotesis penyebab terjadinya kram, salah satunya adalah dehidrasi. Karena kekurangan elektrolit, kemampuan kontraksi otot terganggu.
Â
5. Atur Strategi Pacing
Andi menyebut pentingnya membuat strategi mengenai kecepatan saat berlari, seperti kapan harus pelan dan kapan harus kencang. Jika tidak, maka akan terus berlari kencang, dan bisa berujung pada cedera.
"Jadi, memang kita kalau mau race. Kita benar-benar mempelajari rutenya. Kita mempelajari rutenya nanjak. Apa enggak rutenya turun. Atau gimana dan segala macam. Terus kemudian kita harus punya pacing strategy," katanya.
Advertisement