Liputan6.com, Jakarta - Pendidikan karakter yang baik bagi generasi muda menjadi kunci utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Salah satu langkah penting yang diambil dalam hal ini adalah dengan memperkenalkan Program Edukasi Pendidikan Karakter berorientasi Gastronomi Indonesia.
Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif melalui kegiatan makan siang yang bergizi di sekolah. Seiring dengan pentingnya penguatan karakter, peran makan siang bergizi di sekolah menjadi sarana yang efektif untuk membentuk perilaku anak-anak, khususnya terkait dengan pola makan yang sehat.
Baca Juga
Ketua Umum Indonesia Gastronomy Community (IGC), Ria Musiawan, menjelaskan, IGC berkomitmen untuk mendukung program ini dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. "IGC ingin berpartisipasi dalam rangka menyukseskan program makanan bergizi di Indonesia," kata Ria Musiawan dalam sebuah kesempatan.
Advertisement
Menurutnya, program ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, tapi juga untuk memperkenalkan nilai-nilai seperti kebersamaan, rasa syukur, dan penghargaan terhadap keberagaman budaya yang dapat membantu membentuk karakter positif pada anak-anak.
Selain itu, IGC juga menekankan pentingnya etika makan, kerjasama, kebersihan, dan mindful eating dalam menciptakan pola makan yang penuh kesadaran.
Â
Pengalaman Makan yang Baik di Sekolah
Program ini mendukung tujuan pendidikan karakter yang lebih luas, yang melibatkan pengalaman makan yang baik di sekolah sebagai bagian dari upaya membentuk karakter anak-anak yang peduli dengan kesehatan, lingkungan, dan budaya lokal.
Ketua Dewan Pembina IGC, Prof. Nila Moeloek, menambahkan, kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan bergantung pada pembangunan karakter yang kuat sejak dini. "Anak yang dibangun hari ini akan menjadi fondasi dari bangsa yang kuat di masa depan," tambahnya.
Menurut Nila Moeloek, kegiatan makan bersama di meja sekolah tidak hanya mengajarkan disiplin dan rasa hormat, tetapi juga menumbuhkan kerjasama dan solidaritas di kalangan anak-anak.
Â
Advertisement
Veronica Tan Singgung Peran Guru
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Veronica Tan, juga memberikan pandangan terkait pentingnya peran guru dan orang tua dalam membentuk karakter anak.
"Peran guru adalah seperti orang tua, terutama ibu, yang mendorong pendidikan holistik agar apa yang disampaikan di sekolah juga sampai di rumah," ujar Veronica Tan.
Dia menegaskan bahwa pembentukan karakter anak tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tapi juga rumah.
"Sekolah tidak hanya memberikan makan, namun memastikan apakah pola makan tersebut bisa diterapkan di rumah," katanya.
Â
Peran Ibu dalam Memberikan yang Terbaik untuk Anaknya
Veronica Tan juga mengingatkan pentingnya peran ibu dalam mendidik anak. "Pada prinsipnya, ibu harus tahu apakah dia mampu mengurus anaknya, karena pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Maka ibu tidak bisa hanya melahirkan saja, namun memahami bahwa dia bisa menjadikan anak yang berguna bagi bangsa,"Â ujar Veronica Tan.
Program makan siang bergizi di sekolah ini, selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, juga menjadi sarana strategis untuk membentuk karakter dan nilai-nilai yang akan membangun generasi penerus bangsa yang lebih baik.
Dengan melibatkan guru, orang tua, dan masyarakat dalam proses pendidikan karakter yang holistik, Indonesia dapat memastikan terciptanya generasi emas yang sehat, cerdas, dan berkarakter kuat.
Advertisement