Liputan6.com, Jakarta Sebagai wanita aktif dan produktif, jangan anggap remeh masalah varises. Sebab penyakit ini tidak hanya muncul di pembuluh darah vena kaki tetapi juga dapat berkembang di pembuluh darah vena di ovarium, sehingga menyebabkan sindrom kemacetan aliran darah vena di panggul yang dalam dunia medis dikenal Pelvic Congestion Syndrome (PCS).
Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular, dr. Muhammad Satyagraha Pradipto, Sp.BTKV dari RS EMC Alam Sutera mengungkapkan sindrom kemacetan aliran darah vena di panggul dapat menyebabkan nyeri panggul kronis yang berulang. Mirip dengan apa yang terjadi pada varises di kaki, pada penyakit ini, pembuluh darah vena di panggul tidak mampu mengembalikan darah kembali ke jantung secara efisien sehingga menyebabkan aliran darah vena di panggul menjadi stagnan.
"Pelvic Congestion Syndrome (PCS) ditandai dengan nyeri panggul yang memburuk saat duduk atau berdiri dalam waktu lama, namun keluhan membaik saat berbaring. Rasa sakitnya juga bisa menjadi lebih buruk setelah buang air kecil, periode menstruasi, atau hubungan seksual. Usia khas wanita dengan kondisi ini berkisar antara 20 hingga 45 tahun dan pada wanita dengan kehamilan berulang," ungkap dr. Pradipto.
Penyebab Pelvic Congestion Syndrome
Â
dr. Pradipto menyebutkan bahwa peningkatan berat badan, perubahan anatomi struktur panggul dan perubahan hormonal selama kehamilan, dapat menyebabkan pembesaran pembuluh darah vena di ovarium. Pembesaran pembuluh darah ini yang akan memicu macetnya aliran darah vena di panggul.
Diagnosa Melalui Venogram
Apabila Anda merasa mengalami Pelvic Congestion Syndrome (PCS), penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter kandungan. Dari sana dokter kandungan akan melakukan USG untuk memvisualisasikan varisesnya. Venografi adalah standar emas untuk diagnosis penyakit ini.
dr. Pradipto menjelaskan venografi adalah standar emas untuk menegakan diagnosis. Prosedur tersebut dilakukan dengan menyuntikkan zat kontras ke dalam pembuluh darah vena di organ panggul.
Advertisement
Pengobatan untuk Sindrom Kemacetan Panggul
dr. Pradipto menjelaskan, tim Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular, menangani PCS dengan menggunakan prosedur minimal invasif yaitu embolisasi vena ovarium. Ini adalah pilihan pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kemacetan vena panggul.
"Prosedur dilakukan dengan pembiusan umum. Kateter dimasukkan melalui pembuluh darah vena di leher atau di daerah paha. Kateter kemudian diarahkan ke dalam lumen vena untuk mengidentifikasi vena panggul yang tidak kompeten menggunakan kontras venografi. Alat embolisasi kemudian dimasukkan ke dalam pembuluh darah tersebut dan selanjutnya dilakukan evaluasi untuk memastikan semua varises tersebut sudah tidak tervisualisasi dengan kontras. Hal ini menghambat aliran darah di pembuluh darah ini dan mencegah penggumpalan darah di dalam panggul," jelasnya.
"Setelah prosedur embolisasi vena ovarium dilakukan, sirkulasi darah vena di panggul akan meningkat dan membaik, rasa sakitnya hilang, dan akhirnya, tubuh secara alamiah menyerap pembuluh darah yang sudah diembolisasi," kata dr. Pradipto.
Jika memiliki gejala sindrom kemacetan panggul, Anda dapat berkonsultasi dengan Dengan dr. Muhammad Satyagraha Pradipto, Sp.BTKV di RS EMC Alam Sutera guna mendapatkan diagnosis yang benar dan tepat. Penanganan yang lebih cepat penting untuk mencegah masalah varises maupun gejala sindrom kemacetan panggul semakin parah.
Manfaatkan juga promo layanan dengan biaya minimal, sehat maksimal dengan screening Sabtu Sehat. Buat Janji Dokter RS EMC Alam Sutera lebih mudah dan cepat melalui Website www.emc.id atau Whatsapp (021 2977 9977) / Call (150789).
Â
(*)