Sukses

Kolaborasi UNHAS dan Celltech, Langkah Konkret Menuju Wisata Kesehatan Kelas Dunia

Kolaborasi antara Celltech Stem Cell Centre dan Universitas Hasanuddin mencakup pengembangan laboratorium stem cell, bank tali pusat, dan aplikasi terapi regeneratif yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Sulawesi Selatan, tetapi juga wilayah Indonesia Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Makassar bersiap menjadi pusat unggulan wisata kesehatan (health tourism) dengan kolaborasi strategis antara Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan Celltech Stem Cell Centre. Penandatanganan kerja sama ini berlangsung di Vinski Tower, Jakarta, pada Senin, 16 Desember 2024, sebagai tonggak penting untuk pengembangan kesehatan regeneratif, penelitian sel punca, serta pendidikan anti-penuaan di Indonesia.

Hadir dalam acara tersebut Prof. dr. Deby Vinski, MSc, PhD, Presiden WOCPM & WOCS sekaligus pemilik Celltech Stem Cell Centre, bersama dengan Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh kesehatan dan akademik, termasuk Wakil Rektor 3 Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Farida Patitting, SH, M.H., serta Direktur RS UNHAS, Prof. dr. Andi M. Ikhsan, PhD, SpM.

Menurut Prof. dr. Deby Vinski, kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam menghadirkan pusat penelitian dan terapi stem cell berstandar internasional di RS UNHAS, Makassar. 

"Kerja sama ini menjadi tonggak penting bagi Celltech Stem Cell Centre maupun Universitas Hasanuddin dalam upaya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui riset dan pelayanan kesehatan berstandar internasional," ujarnya melalui keterangan resmi. 

Kolaborasi ini mencakup pengembangan laboratorium stem cell, bank tali pusat, dan aplikasi terapi regeneratif yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Sulawesi Selatan, tetapi juga wilayah Indonesia Timur.

Program ini juga diarahkan untuk mendukung pendidikan melalui gelar master double degree bekerja sama dengan EFHRE International University, Spanyol, di mana Prof. dr. Deby Vinski memimpin program master anti-aging.

Celltech sendiri telah mengantongi izin Kemenkes untuk laboratorium dan bank tali pusat serta jaringan. Sebelumnya, Celltech juga telah melakukan kerjasama dengan beberapa rumah sakit baik di Indonesia maupun manca negara.

 

2 dari 4 halaman

Manfaat Terapi Stem Cell

Terapi sel punca semakin dikenal luas karena potensinya yang besar dalam dunia medis. Penelitian menunjukkan stem cell dapat digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit kronis seperti diabetes, stroke, penyakit autoimun, Parkinson, gagal ginjal, hingga gangguan tulang seperti osteoporosis dan osteoartritis.

Direktur RS UNHAS, Prof. dr. Andi M. Ikhsan, menyampaikan bahwa kerja sama ini akan direalisasikan dengan rencana kerja yang jelas dan cepat.

“Kerja sama UNHAS kali ini akan direalisasikan dengan work plan yang jelas untuk menuju Indonesia emas,” ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Dampak pada Wisata Kesehatan dan Ekonomi

Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, menegaskan komitmen UNHAS untuk terus berinovasi dalam pengembangan keilmuan dan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan.

“Melalui kerja sama ini, diharapkan lahir berbagai program penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat yang bermanfaat bagi dunia kesehatan dan pendidikan di Indonesia serta mendukung medical tourism,” ungkapnya.

Prof. dr. Deby Vinski juga menekankan pentingnya pengembangan wisata kesehatan sebagai langkah strategis menyelamatkan devisa negara.

"Kita ingin agar masyarakat Indonesia tidak lagi harus ke luar negeri untuk mendapatkan terapi stem cell, tetapi cukup di dalam negeri dengan fasilitas berstandar internasional," jelasnya.

 

4 dari 4 halaman

Menuju Indonesia Emas

 

Kerja sama ini bukan hanya memperkuat posisi Makassar sebagai pusat wisata kesehatan, tetapi juga mendukung visi besar Indonesia Emas.

Dengan menggandeng mitra internasional seperti EFHRE International University di Spanyol dan University Gabriele d’Annunzio of Chieti Pescara di Italia, Celltech Stem Cell Centre terus berinovasi dalam bidang teknologi medis mutakhir, termasuk pengembangan 3D printing organ.

Dengan dukungan dari pemerintah dan komitmen para pemangku kepentingan, kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi kemajuan kesehatan regeneratif dan pendidikan medis di Indonesia.