Liputan6.com, Jakarta - Sebagai seorang influencer dan ibu muda dari dua anak, Dwi Handayani selalu menekankan pentingnya menjaga kesehatan untuk masa depan anak-anak. Salah satu perhatian utamanya adalah zat besi, mengingat peran pentingnya dalam berbagai aspek kehidupan.
"Zat besi memengaruhi proses penuaan, kehamilan, dan menyusui. Jika kebutuhan zat besi kita terpenuhi, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh tubuh kita, tapi juga anak-anak kita," kata influencer yang akrab disapa Mah Uwik dalam diskusi 'Pentingnya Peran Zat Besi dalam Mendukung Gerakan Keseharian Wanita' di Jakarta belum lama ini.
Baca Juga
Mengapa Zat Besi Penting Bagi Tubuh Manusia?
Menurut seorang Medical Expert, dr. Helmin Silalahi, anak yang mendapatkan cukup zat besi akan mengalami pertumbuhan yang lebih optimal dan penyerapan gizi yang lebih baik. Sebaliknya, jika kekurangan zat besi, anak berisiko mengalami gangguan kesehatan.
Advertisement
Oleh karena itu, menjaga asupan nutrisi yang cukup sangatlah penting. "Dengan pola hidup sehat, kita tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga memberikan manfaat besar bagi anak-anak kita," ujar Helmin.
Namun, tantangan tidak hanya datang dari kebutuhan gizi orang dewasa, tapi juga dari anak-anak yang sering menjadi picky eater. "Anak-anak cenderung menolak sayur atau buah dan hanya mau makan makanan yang mereka anggap enak. Ini adalah tantangan bagi kita sebagai orang tua," tambahnya.
Apa Hubungan Zat Besi dengan Anemia?
Untuk mengatasinya, orang tua perlu kreatif dalam menyajikan makanan bergizi agar tetap menarik bagi anak-anak. Jika diperlukan, melengkapi kebutuhan gizi anak dengan suplemen bisa menjadi solusi, tentu saja dengan memperhatikan usia dan kebutuhan mereka.
Dwi juga mengingatkan bahwa pola makan sehat tidak hanya untuk anak, tapi juga untuk ibu. Wanita, terutama yang berada di usia produktif, sering kali menghadapi masalah anemia akibat kekurangan zat besi.
"Sebagai wanita, kita punya banyak tanggung jawab untuk anak, suami, diri sendiri, dan pekerjaan. Kalau kita tidak sehat, semua tanggung jawab itu akan terganggu," katanya.
Pola makan seimbang seperti yang direkomendasikan oleh WHO atau Kemenkes menjadi kunci. "Tubuh kita memerlukan semua nutrisi, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, hingga vitamin," kata dr. Helmin. Edukasi gizi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di menu makanan keluarga.
Advertisement
Jangan Wariskan Penyakit ke Anak
Di era modern ini, informasi tentang kesehatan sebenarnya sangat mudah diakses. Namun, menurut dr. Helmin,"Kesadaran menjadi masalah utama. Orang berpikir makanan sehat itu tidak enak, padahal kesehatan adalah prioritas yang harus diperhatikan."
Dwi Handayani mengakhiri pesannya dengan mengajak semua ibu untuk menjaga kesehatan sejak dini. “Yang kita wariskan ke anak haruslah kebaikan, termasuk kesehatan tubuh. Pola hidup sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan mereka," ujarnya.
Salah satu pesan utamanya adalah,"Yang harus kita wariskan ke anak itu hal-hal positif, uang, jangan penyakit."