Sukses

Mengenal Cedera PCL, Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengatasinya

PCL merupakan ligamen yang berada di bagian tengah lutut, berfungsi untuk menjaga stabilitas lutut saat bergerak.

Liputan6.com, Jakarta - Posterior Cruciate Ligament (PCL) adalah salah satu ligamen yang kerap mengalami cedera, terutama bagi mereka yang aktif berolahraga.

PCL merupakan ligamen yang berada di bagian tengah lutut, berfungsi untuk menjaga stabilitas lutut saat bergerak.

Cedera PCL dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang melibatkan trauma langsung atau gerakan yang tidak tepat saat beraktivitas. Cedera ini bisa terjadi akibat kecelakaan, olahraga yang intens, atau tekanan berlebihan pada lutut,” tulis dokter spesialis ortopedi traumatologi, konsultan cedera olahraga RS EMC Pulomas, Sumpada Priambudi di laman EMC dikutip Rabu (25/12/2024).

Sumpada pun menjelaskan beberapa penyebab umum cedera PCL yang perlu diketahui, yakni:

Trauma Langsung ke Lutut 

Cedera PCL sering disebabkan oleh benturan keras langsung ke lutut bagian depan saat lutut dalam posisi menekuk.

Situasi ini bisa terjadi saat kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian dengan lutut sebagai penopang utama. Pada saat benturan, PCL bisa mengalami peregangan berlebihan atau robek.

Cedera Olahraga 

Aktivitas fisik seperti sepak bola, basket, atau ski bisa meningkatkan risiko cedera PCL, terutama jika terjadi gerakan memutar atau perubahan arah yang mendadak. Cedera ini juga umum terjadi pada atlet yang mengalami benturan keras saat berolahraga.

Tekanan Berlebihan saat Berolahraga 

Melakukan aktivitas fisik yang melibatkan beban berat pada lutut, seperti angkat beban atau squat yang tidak dilakukan dengan teknik yang benar, bisa menyebabkan cedera pada PCL.

“Tekanan yang terus-menerus dapat membuat ligamen melemah dan rentan cedera,” papar Sumpada.

2 dari 4 halaman

Apa Saja Gejala Cedera PCL?

Gejala cedera PCL dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya dan seberapa besar dampak cedera tersebut terhadap lutut. Beberapa gejala PCL yang sering muncul antara lain:

Nyeri di Bagian Belakang Lutut 

Pasien cedera PCL biasanya akan merasakan nyeri di bagian belakang lutut, terutama saat berjalan atau menekuk lutut. Nyeri ini bisa bersifat ringan hingga berat, tergantung pada seberapa parah cedera yang dialami.

Pembengkakan pada Lutut 

Pembengkakan sering terjadi beberapa jam setelah cedera. Ini adalah tanda adanya peradangan di area ligamen yang terluka. Pembengkakan biasanya disertai dengan rasa hangat di sekitar lutut.

Kesulitan Menekuk Lutut 

Pasien cedera PCL mungkin akan mengalami kesulitan dalam menekuk lutut atau merasakan kelemahan saat berdiri. Hal ini disebabkan PCL yang cedera tidak bisa menahan stabilitas lutut dengan baik.

3 dari 4 halaman

Bagaimana Cara Mengatasi Cedera PCL?

Tingkat keparahan cedera PCL memengaruhi cara penanganannya yang bisa berkisar antara cedera ringan hingga yang lebih serius. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi cedera PCL:

Istirahat dan Kompres Dingin 

Istirahatkan lutut dan hindari aktivitas yang dapat memperburuk cedera. Gunakan kompres dingin pada area yang bengkak selama 15-20 menit setiap beberapa jam untuk mengurangi pembengkakan.

Fisioterapi 

Fisioterapi adalah salah satu cara efektif untuk mengembalikan fungsi lutut. Terapi ini biasanya melibatkan latihan kekuatan, peregangan, dan stabilisasi otot di sekitar lutut untuk mendukung pemulihan PCL. Ahli fisioterapi akan membantu mengembangkan program latihan yang sesuai dengan kondisi cedera.

4 dari 4 halaman

Penggunaan Alat Penyangga Lutut

Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan alat penyangga lutut (brace) untuk memberikan dukungan tambahan pada lutut yang cedera. Alat ini membantu menjaga stabilitas lutut selama proses penyembuhan.

Operasi 

Jika cedera PCL tergolong parah atau terjadi robekan total pada ligamen, dokter mungkin akan menyarankan operasi.

Prosedur ini bertujuan memperbaiki atau mengganti ligamen yang rusak agar lutut dapat kembali stabil. Pasca operasi, pemulihan membutuhkan waktu yang cukup lama dengan kombinasi terapi fisik secara rutin.