Liputan6.com, Jakarta - Dwi Handayani, seorang influencer dan ibu muda dengan dua anak, memulai perjalanan lari sebagai upaya untuk menjaga kesehatannya. Berbagai gejala yang dia alami, seperti sering merasa hampir pingsan saat berdiri terlalu lama, mendorongnya untuk mencari cara guna memeriksa kondisi tubuhnya.
"Saya sebenarnya tidak tahu apakah saya anemia atau tidak, karena saya belum pernah memeriksakan diri," kata Dwi kepada Health Liputan6.com belum lama ini. Namun, dia menyadari bahwa gerakan yang terlalu statis membuatnya merasa pusing, sementara aktivitas fisik justru tidak menimbulkan gejala tersebut.
Baca Juga
Dia memutuskan untuk lebih memperhatikan kebutuhan tubuhnya, termasuk dengan mengikuti berbagai race pagi hari. Sebelum berlari, dia rutin melakukan carbo loading dan protein loading, serta mengonsumsi multivitamin penambah darah.
Advertisement
Dia menyadari bahwa multivitamin tidak bekerja secara instan. Namun, dengan konsumsi rutin, tubuhnya merasa lebih fit dan aktif, terutama setelah berolahraga. "Saya merasa tubuh saya lebih fit dan aktif setelah mulai minum multivitamin penambah darah," ujarnya.
Selain itu, Dwi juga menggunakan alat seperti jam tangan yang dapat memantau detak jantung dan kecepatan larinya. Hal ini membantu dirinya untuk menjaga detak jantung agar tetap berada dalam batas aman, karena menjaga kesehatan jantung sangat penting.
Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Lari?
Pakar kesehatan, dr. Helmin Silalahi, menyarankan pentingnya persiapan tubuh sebelum melakukan aktivitas fisik, terutama jika seseorang sudah merasakan gejala seperti pusing atau lemas.
"Semua hal memerlukan persiapan, apalagi jika sebelumnya sudah merasakan gejala seperti sakit hati atau kurang nyaman," ujar dr. Helmin di sela-sela diskusi media bersama Sakatonik Activ.
Menurutnya, persiapan tubuh minimal satu bulan sebelum berolahraga atau mengikuti race sangat penting. Suplementasi yang tepat bisa membantu mengatasi gejala seperti pusing atau lemas, tapi tubuh tetap memerlukan cadangan energi untuk menghindari masalah yang lebih serius, seperti pingsan.
"Persiapan ini harus dilakukan jauh-jauh hari, mencakup tahap sebelum, selama, dan setelah acara. Semua itu perlu dilakukan dengan matang agar tubuh tidak kekurangan energi dan segala sesuatunya berjalan lancar," tambah dr. Helmin.
Dwi Handayani terus berusaha untuk lebih mengenali tubuhnya, meskipun dia belum melakukan medical check up. Dia menyadari pentingnya kesadaran terhadap tubuh, baik dalam menjalani aktivitas ringan maupun yang lebih berat.
Dengan menjaga kesehatan tubuh melalui olahraga, konsumsi nutrisi yang tepat, serta pemantauan kondisi fisik, Dwi berharap dapat mencegah masalah kesehatan yang lebih besar di masa depan.
Advertisement
Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Donor Darah?
Donor darah adalah kegiatan yang sangat mulia karena dapat menyelamatkan nyawa orang lain. Namun, terkadang seseorang merasa kurang siap untuk melakukannya, terutama jika tubuh sedang dalam kondisi kurang prima.
Salah satu masalah yang sering ditemui adalah anemia, atau kekurangan darah, yang bisa menghalangi seseorang untuk mendonorkan darah. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan tubuh jauh-jauh hari agar kondisi fisik tetap optimal dan siap menghadapi kegiatan tersebut.
Dr. Helmin Silalahi menjelaskan bahwa persiapan sebelum donor darah sangat penting untuk memastikan tubuh dalam kondisi yang sehat.
Persiapan ini dimulai dengan konsumsi suplemen yang mengandung zat besi dan vitamin yang dapat mendukung produksi sel darah merah.
Namun, efek dari suplemen ini tidak akan langsung terasa. Biasanya, peningkatan kadar darah akan mulai terlihat setelah beberapa hari hingga minggu, dan bagi mereka yang mengalami anemia, hasilnya akan lebih lama.
Meskipun kadar darah bisa naik dalam waktu seminggu, penggantian cadangan darah dalam tubuh membutuhkan waktu lebih lama, bahkan bisa mencapai sebulan.
Dia juga menekankan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, konsumsi suplemen harus dilakukan secara teratur selama 3 hingga 6 bulan.
Ini diperlukan untuk memastikan tubuh benar-benar siap dengan kadar darah yang cukup sebelum melakukan donor darah. Jika sudah terlanjur anemia, disarankan untuk memulai persiapan ini jauh sebelum acara donor darah, sehingga tubuh dapat memulihkan dirinya dengan optimal.
Setelah 6 bulan konsumsi suplemen, Helmin menyarankan untuk memeriksakan darah. Pemeriksaan ini akan memberi tahu apakah kadar darah sudah normal dan siap untuk donor.
Jika sudah normal, dosis suplemen dapat dikurangi. Hal ini akan memastikan tubuh tidak kekurangan darah dan siap untuk berpartisipasi dalam kegiatan donor darah atau acara fisik lainnya, seperti lomba lari, tanpa risiko masalah kesehatan.
Dia juga mengingatkan untuk tidak menunda persiapan hingga saat-saat terakhir. Jika Anda hanya memulai persiapan menjelang acara donor darah atau kegiatan lainnya, tubuh mungkin belum siap, dan hasilnya tidak akan langsung terlihat.
Oleh karena itu, persiapan yang matang sangatlah penting agar tubuh tetap sehat dan dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai kegiatan.