Liputan6.com, Jakarta Peneliti Indonesia mengembangkan melon lokal untuk dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik.
Potensi buah melon ini diteliti oleh Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, PhD.
Baca Juga
Budi berhasil mengeksplorasi potensi melon lokal sebagai bahan dasar industri kosmetik. Melalui pendekatan bioteknologi modern, Budi mengembangkan kultivar baru dengan metode persilangan indukan NO3 dengan MR5.
Advertisement
Persilangan tersebut menghasilkan karakter kulit buah melon yang berukuran kecil, pahit, tapi memiliki aroma khas yang kuat. Aroma inilah yang diekstraksi dan diolah menjadi produk Gama Melon Parfum.
“Gama Melon Parfum ini memiliki karakter genetik yang unik. Dia punya kandungan Cucurbitacine serta berbagai metabolik sekunder yang berpotensi untuk industri kosmetik,” terang Budi mengutip laman resmi UGM, Kamis (26/12/2024).
Budi menerangkan, industri kosmetik dalam negeri masih banyak dikuasai oleh pemain-pemain impor. Hal ini mengakibatkan produk kosmetik cenderung memiliki harga yang mahal, padahal pemakaiannya bisa bersifat konsisten.
Guna mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, Gama Melon Parfum dikembangkan dengan memanfaatkan hasil produksi buah lokal.
Tanaman Gama Melon Parfum mampu menghasilkan 4-10 buah dengan berat 50 gram sampai 4 ons. Rata-rata masa panennya pun cenderung cepat, yakni sekitar 55-58 hari. Adanya inovasi ini tidak hanya memberikan solusi untuk mendongkrak produk kosmetik lokal, tapi juga membuat produk yang lebih ramah lingkungan.
Membuat Produk Sabun dan Shampo
Hingga kini, tim Budi telah membuat shampo dan sabun dari Gama Melon Parfum.
“Saat ini, tim Gama Melon telah memiliki dua produk yang dihasilkan dari buah Gama Melon Parfum, yaitu shampo dan sabun,” ujarnya.
Produk shampo Gama Melon Parfum telah dikomersialisasikan melalui kerja sama Gama Melon Parfum dengan PT. Gizi Indonesia dan PT. Nudira Sumber Daya Indonesia.
Ekstrak Gama Melon Parfum ini dipakai dalam produk shampo NAHLA dalam program Riset Inovatif Produktif (RISPRO)-LPDP. Proses produksi dilakukan di Greenhouse hidroponik, Pangalengan, Jawa Barat.
Inisiasi komersial ini telah dijalankan sejak tahun 2018-2021 untuk mengembangkan senyawa bioaktif seperti flavonoid, terpenoid, dan saponin. Dilanjutkan dengan uji prototipe untuk menyesuaikan karakter ekstrak Gama Melon Parfum.
Advertisement
Lakukan Penelitian Anti Kanker
Tak henti di situ, Budi juga tengah melakukan penelitian Gama Melon Parfum sebagai obat anti kanker.
“Kami juga sedang melakukan penelitian anti kanker dan anti diabetes mellitus untuk Gama Melon Parfum ini. Karakter unik ini harus terus dikembangkan,” ujarnya.
Menurutnya, pengembangkan kultivar tanaman inovatif seperti Gama Melon Parfum dapat mendukung kemandirian bangsa di industri kosmetik dan biomedis.
Selain itu, penggunaan jenis buah lokal diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Dapat Penghargaan
Atas penelitian ini, Budi mendapat penghargaan sebagai pionir akademisi melalui Anugerah Gold Academic Leader 2024 di Bidang Sains pada Jumat (13/12) di Graha Diktisaintek, Gedung D Lantai 2, Jakarta.
Penghargaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi ini merupakan salah satu ajang bergengsi untuk mengapresiasi karya-karya akademisi dan peneliti.
Budi Daryono menerima penghargaan dalam kategori Peneliti Terbaik bidang ilmu sains tahun 2024. Dia mendapatkan penghargaan atas karyanya yang berjudul “Karakterisasi Genetik dan Potensi Bioprospeksi ‘Gama Melon Parfum’ sebagai Bahan Baku Kosmetik.”
Menurutnya, penghargaan ini semakin memotivasi dirinya untuk menekuni riset yang mengembangkan potensi tanaman Indonesia untuk sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Senang dan juga bahagia serta ingin ini menjadi motivasi bagi rekan-rekan khususnya di fakultas biologi, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, senantiasa berkontribusi berkarya untuk bangsa dan negara,” ucapnya.
“Tugas kita sebagai akademisi adalah mengungkap apa saja potensi yang dimiliki oleh keanekaragaman Indonesia. Semoga penghargaan ini menjadi titik balik kesadaran kita untuk terus berkarya bagi bangsa dan negara,” tutupnya.
Advertisement