Sukses

Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Korea Selatan Umumkan Masa Berkabung 7 Hari

Pejabat presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengumumkan masa berkabung nasional hingga 4 Januari 2025 atas kecelakaan pesawat Jeju Air di bandara internasional Muan yang menewaskan 177 orang

Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari atas kecelakaan pesawat Jeju Air, Minggu (29/12) pagi waktu setempat.

Pejabat presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengumumkan masa berkabung nasional hingga 4 Januari 2025 atas kecelakaan pesawat di bandara internasional Muan yang menewaskan 177 orang.

"Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang mendalam kepada keluarga yang berduka atas mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedy tak terduga ini," ujar Choi, dilansir Guardian.

Bendera di kantor-kantor pemerintah Korea Selatan akan diturunkan dan pegawai negeri akan mengenakan pita hitam, lapor BBC.

Insiden ini merupakan ujian besar pertama bagi Choi, yang mulai menjabat pada hari Jumat setelah parlemen Korea Selatan melakukan pemungutan suara untuk memakzulkan penjabat presiden sebelumnya, Han Duck-soo.

Jeju Air Meminta Maaf

Pihak Jeju Air pun telah mengeluarkan permintaan maaf dan secara tulus menyesali situasi sulit yang timbul akibat kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu, 29 Desember 2024 sekira pukul 09.00 Waktu setempat. Pesawat dikabarkan keluar dari landasan, menabrak dinding dan terbakar.

Dioperasikan oleh Jeju Air, pesawat Boeing 737-800 yang membawa 181 orang (termasuk enam awak) lepas landas dari Bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand menuju Bandara Internasional Muan, hampir 300 km selatan Seoul.

Rekaman online menunjukkan pesawat tersebut tergelincir dari landasan pacu dengan roda pendaratan yang tampaknya masih tertutup sebelum bertabrakan dengan dinding dan terbakar. Dalam jumpa pers di TV, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan Lee Jeong-hyeon mengatakan pesawat tersebut hancur total akibat benturan tersebut dan hanya ekornya yang masih dapat dikenali.

Investigasi terkait penyebab kecelakaan pesawat masih berlangsung.

 

2 dari 4 halaman

Dugaan Penyebab Kecelakaan

Direktur Otoritas Bandara Thailand Kerati Kijmanawat, menyebutkan, penerbangan Jeju Air 7C 2216 berangkat dari Suvarnabhumi tanpa ada laporan adanya kondisi abnormal di wilayah udara maupun di landasan.

Kegagalan mekanis setelah serangan burung adalah salah satu kemungkinan penyebab insiden yang sedang diselidiki meskipun hal ini belum dapat dikonfirmasi. Cuaca buruk juga diduga menjadi penyebabnya.

Kotak hitam pesawat telah diambil, menurut pejabat senior kementerian transportasi Korea Selatan Joo Jong-wan, namun alat perekam suara kokpit belum ditemukan, dilansir Aerospace Global News. 

3 dari 4 halaman

Hampir Semua Penumpang Tewas

Dilansir Guardian, para penumpang yang meninggal dunia teridentifikasi 84 perempuan, 82 laki-laki serta 11 lainnya belum diketahui jenis kelamin mereka. Mereka meninggal akibat ledakan pesawat yang ditumpagi. Petugas darurat berhasil menarik keluar dua kru pesawat dalam keadaan selamat dan sadarkan diri, seperti disampaikan petugas kesehatan.

Sebelumnya dikabarkan, otoritas pemadam kebakaran mengatakan sebagian besar dari 181 orang yang berada dalam pesawat Boeing 737-800 maskapai Jeju Air yang keluar dari landasan pacu dan menabrak tembok di bandara Internasional Muan Korea Selatan diprediksi tewas.

4 dari 4 halaman

Lebih dari 1.500 Petugas Darurat Dikerahkan

Lebih dari 1.500 personel darurat dikerahkan untuk upaya mengatasi insiden tersebut. Diantara 1.500 personel tersebut 490 diantaranya adalah petugas pemadam kebakaran dan 455 petugas polisi, dikutip BBC. 

Petugas penyelamat darurat berusaha menemukan sisa-sisa korban kecelakaan pesawat yang belum ditemukan, sementara jenazah mereka yang ditemukan sejauh ini ditempatkan di kamar mayat sementara dekat lokasi kecelakaan, lapor surat kabar Korea JoongAng Daily.

Sementara itu pihak berwenang mencari jenazah yang mungkin terlempar dari pesawat di area sekitar.

Video Terkini