Sukses

Rutin Berdonasi Bikin Bahagia, Redam Stres, sekaligus Tingkatkan Skor Kepuasan Hidup

Hasil penelitian Harvard School of Public Health (2023) menunjukkan 78 persen responden mengalami kenaikan tingkat kebahagiaan setelah melakukan tindakan kedermawanan.

Liputan6.com, Jakarta - Berdonasi atau sedekah memiliki berbagai manfaat positif apalagi jika dilakukan secara rutin.

Hasil penelitian Harvard School of Public Health (2023) menunjukkan 78 persen responden mengalami kenaikan tingkat kebahagiaan setelah melakukan tindakan kedermawanan. Selain itu, terjadi penurunan tingkat stres sebesar 32 persen pada individu yang rutin berderma.

“Penderma rutin juga mengalami peningkatan skor kepuasan hidup sebesar 45 persen,” menurut hasil penelitian seperti yang disampaikan dosen dan peneliti masalah sosial Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Dody Hartanto.

Hal ini disampaikan Dody dalam pertemuan kemitraan untuk menggalang dana bagi Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting). Pertemuan diselenggarakan di Resto Westlake daerah Gamping, Sleman, pada Senin (23/12/2024).

Genting adalah gerakan berbasis komunitas yang melibatkan individu, kelompok perusahaan, dan pemerintah daerah sebagai orangtua asuh bagi keluarga berisiko stunting. Genting yang digagas Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, menjadi salah satu quick win kementerian penerus Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Penggalangan dana diprakarsai oleh Perwakilan BKKBN DIY dan dihadiri 130 peserta. Terdiri dari para mitra kerja BKKBN DIY dan para donatur potensial baik dari kalangan pengusaha, lembaga, dan kaum philantropis lainnya. Di antaranya terdapat 30 orang kelompok sasaran dari Keluarga Risiko Stunting terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, serta keluarga dengan anak di bawah usia dua tahun (baduta).

2 dari 4 halaman

Mekanisme Pemberian Donasi

Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah, yang sekaligus mewakili Wakil Gubernur selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting DIY menjelaskan mekanisme pemberian bantuan kepada para calon donatur yang hadir.

“Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN membentuk Tim Pengendali Genting, yang kemudian dibentuk berjenjang sampai tingkat kabupaten/kota oleh kepala daerah,” jelas Iqbal.

Dia menambahkan, di tingkat kecamatan dibentuk koordinator yang diampu oleh penyuluh KB. Sedangkan di desa, yang bertindak sebagai koordinator adalah Kepala Desa dibantu Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang sudah ada di masing-masing desa.

3 dari 4 halaman

Penyaluran Donasi untuk Anak Stunting

Pemberi donasi (Orangtua Asuh/OTA) bisa menyalurkan bantuan melalui dua saluran, yang pertama melalui Virtual Account (VA) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Badan ini ditunjuk sebagai Mitra Pengumpul Donasi. Dapat pula melalui VA Mitra Pengumpul lainnya yang terverifikasi oleh Tim Pengendali Genting.

Kedua, OTA juga dapat langsung menyalurkan bantuan kepada Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) berbasis desa yang telah terbentuk di setiap desa.

Baik Mitra Pengumpul Donasi maupun Kampung KB akan menyalurkan bantuan berdasarkan data Keluarga Risiko Stunting yang disediakan oleh Kemendukbangga/BKKBN, yang merupakan hasil Pendataan Keluarga yang diupdate setiap tahun.

4 dari 4 halaman

Masalah Stunting di Indonesia

Stunting di Indonesia menjadi permasalahan yang mendesak mengingat Indonesia memiliki cita-cita mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Anak-anak yang saat ini berusia di bawah dua tahun (baduta) pada 2045 nanti akan berada pada usia produktif. Artinya, mereka akan menjadi tulang punggung kemajuan perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini, prevalensi stunting nasional masih ada pada angka 21,5 persen. Jumlah ini mengancam upaya mewujudkan Indonesia emas pada 2045, karena kondisi ini akan berkontribusi pada angkatan kerja yang produktivitasnya rendah akibat pertumbuhan fisik dan intelektualitas mereka terhambat, serta mudah terserang sakit.