Sukses

Heboh Virus HMPV China, Apakah Human Metapneumovirus Lebih Buruk dari RSV?

HMPV dan RSV memiliki tingkat keparahan serupa. Namun, HMPV lebih sering menyerang populasi lebih tua. Pengetahuan tentang keduanya penting untuk pencegahan dan pengendalian, terutama pada kelompok rentan.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penyakit pernapasan yang disebabkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV) dan Influenza A mencuat di China, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Namun, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus baru.

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 dan memiliki kemiripan dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV).

"Orang yang bisa terinfeksi HMPV adalah mereka yang memiliki imunitas tubuh tidak kuat, seperti anak-anak, orang tua, atau usia muda yang cenderung memiliki masalah dengan imunitas," kata Dicky dalam pesan suara yang diterima Health Liputan6.com, Rabu, 1 Januari 2025.

HMPV dan RSV adalah dua virus yang kerap menjadi penyebab utama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Meski memiliki karakteristik yang mirip, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam pola epidemiologi dan populasi yang terdampak.

Penjelasan serupa juga disampaikan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Menular serta Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama. Dia menyatakan bahwa HMPV bukanlah penyakit baru di China.

"Bahkan publikasi jurnal ilmiah CDC China tahun 2024 telah memetakan pola epidemiologi dan karakteristik genetik virus ini sejak 2017 hingga 2023," katanya.

Lebih lanjut Dicky, mengatakan, gejala yang ditimbulkan oleh HMPV juga serupa dengan infeksi virus pernapasan lainnya, seperti:

  1. Batuk
  2. Demam
  3. Hidung tersumbat
  4. Sedikit sesak napas

Lantas, seberapa seriuskah virus HMPV China? Dalam kasus berat, infeksi ini dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia. Penularannya juga mirip dengan influenza A, yaitu melalui droplet atau kontak langsung.

2 dari 3 halaman

Apa Itu Infeksi Human Metapneumovirus?

Studi dari National Library of Medicine mengungkapkan bahwa HMPV merupakan virus RNA dari famili Paramyxoviridae yang sering ditemukan pada pasien dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). HMPV adalah virus penyebab rawat inap kedua setelah RSV pada anak-anak.

Studi juga menunjukkan bahwa pasien HMPV lebih mungkin mengalami demam dibandingkan pasien RSV. Namun, kedua virus ini sama-sama dapat menyebabkan kondisi serius, seperti pneumonia, bronkiolitis, hingga membutuhkan rawat inap di ICU.

Sebanyak 37,5 persen pasien positif HMPV mengalami pneumonia, dan hampir 81,2 persen memerlukan pengobatan antibiotik.

Meskipun bersirkulasi dominan di musim dingin, infeksi HMPV dapat terjadi sepanjang tahun. Studi seroprevalensi menunjukkan bahwa hampir semua anak di atas usia lima tahun telah memiliki bukti infeksi masa lalu, tapi kekebalan yang terbentuk hanya bersifat parsial.

Hal ini menjelaskan mengapa HMPV terus menyebabkan infeksi berulang di berbagai kelompok usia.

Dicky Budiman menekankan pentingnya upaya pencegahan melalui penguatan imunitas, terutama bagi kelompok rentan. Selain itu, hasil studi menyoroti perlunya skrining rutin terhadap HMPV, mengingat prevalensi dan tingkat keparahan penyakit yang diakibatkan virus ini.

 

3 dari 3 halaman

Apakah Human Metapneumovirus Sama dengan Pneumonia?

Menurut American Lung Association, HMPV umumnya menyebabkan gejala mirip flu biasa, seperti batuk, hidung tersumbat, dan demam, yang berlangsung sekitar dua hingga lima hari dan akan hilang dengan sendirinya.

Sebagian besar anak-anak yang terinfeksi HMPV berusia 5 tahun atau lebih muda. Meskipun sebagian besar kasus hanya menimbulkan gejala ringan, sekitar 5 hingga 16 persen anak-anak yang terinfeksi dapat mengalami infeksi saluran pernapasan bawah, termasuk pneumonia. Namun, HMPV tidak selalu berujung pada pneumonia.

Virus ini lebih sering menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan atas, seperti pilek dan batuk. Namun, pada sebagian kecil kasus, infeksi bisa berkembang menjadi bronkiolitis, bronkitis, atau bahkan pneumonia, terutama pada anak kecil dan orang lanjut usia.

Human Metapneumovirus menyebar melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, seperti melalui batuk, bersin, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus.

Infeksi ini lebih sering terjadi pada musim dingin dan musim semi, ketika virus serupa seperti RSV dan flu juga beredar. Meskipun tidak membuat seseorang lebih mudah tertular jika memiliki riwayat penyakit paru-paru seperti asma atau PPOK, kondisi ini dapat memperparah gejala jika terinfeksi hMPV.

Anak-anak, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah adalah yang paling rentan terhadap komplikasi serius akibat infeksi hMPV. Oleh karena itu, meskipun HMPV dapat menyebabkan pneumonia pada sebagian kecil orang, tidak semua orang yang terinfeksi virus ini akan mengalaminya.

Video Terkini