Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin memberi tanggapan soal dimulainya program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari ini, Senin, 6 Januari 2024.
Menurutnya, Kemenkes memiliki peran tersendiri dalam pelaksanaan program ini.
Baca Juga
“Kita perannya bekerja sama dengan teman-teman di gizi di Badan Gizi Nasional menentukan standar gizinya seperti apa. BGN sempat datang ke kita untuk meminta bantuan akses terhadap ahli-ahli gizi di Puskesmas kita juga sudah memberikan akses tersebut,” kata Budi di Ditjen Tenaga Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (6/1/2024).
Advertisement
Budi menambahkan, pihaknya juga sedang menjalin kerja sama dengan Badan Gizi Nasional untuk membahas soal penyediaan makanan bagi para ibu dan balita yang kekurangan gizi.
“Kita juga sekarang sedang menjajaki kerja sama (dengan BGN) untuk ibu-ibu dan balita-balita yang kurang gizi. Kalau bisa standar makanannya juga dibuat oleh mereka karena mereka kan membuat makanan untuk yang sehat, kita butuhnya makanan untuk yang sakit, kurang gizi,” jelas Budi.
Dia berharap, dengan bantuan ini masyarakat bisa hidup lebih sehat.
“Muda-mudahan dengan demikian masyarakat Indonesia bisa lebih sehat,” ucapnya.
Dalam keterangan lain, pakar kesehatan global Dicky Budiman mengatakan bahwa dimulainya program MBG dapat menjadi momen yang baik untuk menyadarkan anak-anak tentang gaya hidup sehat.
“Ini adalah momentum di mana kita ingin menyadarkan anak-anak termasuk orangtua bahkan perangkat sekolah tentang perilaku hidup bersih sehat di segala aspek. Termasuk mereka mengetahui makanan sehat itu seperti ini, bukan hanya di sekolah tapi juga di rumah,” kata Dicky melalui keterangan video yang diterima Health Liputan6.com, Senin (6/1/2025).
Perhatikan Kebersihan Makanan
Oleh karena itu, lanjut Dicky, untuk mencapai hal tersebut maka perencanaan menjadi sangat penting. Pasalnya, jika program ini dilakukan tanpa adanya kesiapan dalam pengadaan dan distribusi yang matang maka sebagian masyarakat bisa antipati atau ragu-ragu.
Penyediaan makanan untuk program makan bergizi gratis, sambung Dicky, perlu memerhatikan kebersihan makanan untuk menghindari masalah kesehatan seperti diare.
“Tentu ini perlu disertai dengan edukasi termasuk soal kebersihan makanan. Jangan sampai tujuannya baik tapi malah jadi mencret, diare, dan sebagainya,” ujar Dicky.
Advertisement
Jaga Esensi Makan Gizi Seimbang
Pria yang juga merupakan epidemiolog di Griffith University Australia itu memberi saran agar program makan bergizi gratis ini tidak menghilangkan esensinya untuk menyediakan makanan dengan gizi seimbang.
“Intinya harus menu gizi seimbang, jangan hilang esensi. Ini kan bicara makanan bergizi, kalau makanan bergizi ya harus gizi seimbang,” ucap Dicky.
Di kesempatan lain, Guru Besar FKUI dan Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan manfaat MBG.
Menurutnya, program semacam ini bukan hanya tentang menyediakan makanan, tetapi juga menjadi solusi multidimensi yang membawa manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan.
“The World Food Programme (WFP) bahkan menyebut program makan di sekolah sebagai ‘a multisectoral game changer’,” ungkap Prof. Tjandra melalui pesan tertulis kepada Health Liputan6.com, Senin, 6 Januari 2025.
10 Manfaat Makan Bergizi Gratis
Menurut Tjandra, ada sedikitnya sepuluh manfaat utama dari program MBG di sekolah yang telah terbukti secara global. Berikut penjelasan detailnya:
1. Meningkatkan Gizi Anak
Program ini memastikan anak-anak menerima asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan fisik dan mental mereka. Gizi yang baik menjadi fondasi utama bagi perkembangan anak.
2. Mendukung Kesehatan
Dengan asupan makanan sehat, risiko kekurangan gizi dan penyakit terkait makanan berkurang secara signifikan. Hal ini membantu anak-anak tetap sehat dan produktif.
3. Meningkatkan Pendidikan
Anak-anak yang kenyang dan mendapat asupan makanan bergizi memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik dan performa akademik yang meningkat.
4. Memberikan Jaringan Pengaman Sosial
Program makan di sekolah juga berperan sebagai safety net yang melindungi anak-anak dari kelaparan, terutama di keluarga yang kurang mampu.
5. Memperkuat Sistem Pangan
Dengan penyediaan makanan bergizi yang terstruktur, program ini membantu menciptakan rantai pasokan pangan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Advertisement
MBG Beri Efek Domino pada Perekonomian
6. Berdampak pada Ekonomi
Distribusi makanan untuk anak-anak sekolah juga memberikan efek domino pada perekonomian, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga penguatan pasar lokal.
7. Meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah
Program makan siang dapat menjadi insentif bagi orangtua untuk menyekolahkan anak-anak mereka, terutama di daerah-daerah yang tingkat partisipasi sekolahnya masih rendah.
8. Mengurangi Beban Ekonomi Rumah Tangga
“Dengan adanya makan siang di sekolah, orangtua dapat mengalokasikan dana untuk kebutuhan penting lainnya di rumah,” kata Prof. Tjandra.
9. Mencegah Perkawinan Anak
Makan di sekolah memberikan peluang lebih besar bagi anak perempuan untuk tetap bersekolah. “School meals empower girls,” tegas Prof. Tjandra, seraya menjelaskan bahwa program ini secara tidak langsung mencegah praktik perkawinan di bawah umur.
10. Menghidupkan Ekonomi Lokal
Jika sumber makanan berasal dari komunitas sekitar, program ini mendukung ekonomi lokal melalui konsep home-grown school feeding, yang berarti bahan makanan diproduksi oleh petani lokal.