Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini Human Metapneumovirus (HMPV) menjadi buah bibir lantaran menunjukkan peningkatan di China.
Ini adalah virus yang sudah ditemukan sejak 2001 dan umumnya memicu gejala ringan. Menurut anggota bidang penyakit menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof. Erlina Burhan, HMPV bukan satu-satunya virus yang kini perlu mendapat perhatian. Setidaknya, ada tiga virus yang tetap perlu diwaspadai termasuk H1N1 dan COVID-19.
Baca Juga
“Jadi kalau saya sampaikan, sekarang ada tiga virus yang harusnya kita waspadai karena mirip ya, mirip-mirip flu gejalanya. Ada demam, pilek, batuk kering, badan enggak enak, kadang-kadang pusing. Itu sama H1N1 juga begitu kemudian COVID seperti itu, HMPV juga seperti itu,” kata Erlina dalam temu media secara daring, Rabu (8/1/2024).
Advertisement
Dokter spesialis paru itu menambahkan, belum ada laporan bahwa HMPV memicu kejadian fatal hingga kematian. Namun, bagi pasien yang juga mengidap asma, penyakit ini bisa memicu sesak yang lebih parah.
“Sedikit tambahan dari HMPV itu kalau kebetulan pasiennya asma biasanya ada mengi, biasanya lebih sesak tapi memang saya kira ketiga-tiganya patut kita perhatikan, patut kita beri perhatian tapi sebetulnya lebih banyak H1N1.”
Terkait cara pencegahannya, ketiga penyakit infeksi ini juga bisa diatasi dengan langkah yang mirip.
“Cara pencegahannya mirip-mirip saja semua, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, perilaku bersih sehat, pakai masker, jangan terlalu dekat kalau tidak pakai masker,” jelas Erlina.
Apa Pasien HMPV Perlu Diisolasi?
Jika mengingat masa COVID-19, isolasi pasien adalah hal lumrah. Isolasi dilakukan guna mencegah pasien bepergian dan menularkan virus.
Namun, apakah pasien HMPV juga perlu menjalani isolasi?
“Menurut saya tidak perlu, cukup pakai masker dan minum obat saja (seusai gejala) karena kalau HMPV isolasi, pasien influenza isolasi juga dong, kan cara penularannya sama. Jadi enggak usah isolasi,” kata Erlina.
Advertisement
Potensi Pandemi HMPV Tidak Seperti COVID-19
Berbeda dengan COVID-19 yang memicu pandemi di dunia, potensi pandemi HMPV cenderung amat kecil.
Erlina mengatakan, virus HMPV sudah ditemukan sejak lama yakni 2001 dan potensi pandeminya amat kecil.
Seperti potensi pandeminya, potensi mutasi pun ada tapi lagi-lagi masyarakat tak perlu khawatir lantaran umumnya mutasi melahirkan virus baru yang lebih lemah.
“Apa di masa depan ada kemungkinan potensi mutasi? Ada saja, virus ini memang bermutasi terus tapi sebagian besar mutasi ini menimbulkan virus baru yang lemah,” kata Erlina kepada Health Liputan6.com.
Erlina menambahkan, mutasi memang bisa saja menciptakan virus baru yang kuat tapi kejadiannya tidak banyak. Jadi, secara garis besar HMPV memang bisa bermutasi tapi umumnya menjadi virus yang lebih lemah.
Belum Ada Dampak Fatal Gegara HMPV
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjelaskan, hingga kini belum ada laporan yang menyatakan bahwa HMPV memicu kejadian fatal.
“Sejauh ini, HMPV ini belum ada laporan yang fatal apalagi kematian karena memang umumnya ringan-ringan saja, tapi kenapa menjadi bahan pembicaraan mungkin karena kasusnya meningkat karena mudah sekali menular apalagi di musim dingin,” jelas Erlina.
Umumnya, pasien HMPV menunjukkan gejala ringan. Pemulihannya dapat dengan istirahat di rumah.
“Kalau batuk pilek ringan-ringan saja istirahat, kalau demam minum pereda demam, banyak minum, makan yang cukup, dan kalau perlu minum vitamin. Tujuannya hanya satu, untuk meningkatkan imun tubuh.”
“Kapan harus memeriksakan diri? Kalau Anda sudah minum obat dan lain-lain tapi makin berat nah itu bisa memeriksakan diri. Karena bisa saja terjadi infeksi dari berbagai virus,” jelasnya.
Advertisement