Liputan6.com, Jakarta - Penyakit jantung koroner masih menjadi penyakit dengan risiko kematian tertinggi di dunia. Prevalensinya kian diperburuk dengan berbagai faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, serta gaya hidup tidak sehat.
Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah koroner, yang berfungsi untuk mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung, mengalami penyempitan akibat penumpukan plak (dikenal dengan istilah plak aterosklerosis).
Baca Juga
Penyempitan akibat plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner akan mengurangi pasokan darah ke otot jantung. Pada keadaan ini, pasien akan mengalami gejala nyeri dada (angina pektoris) atau sesak napas, bahkan pada keadaan yang lebih berat bisa mengalami serangan jantung atau kematian mendadak.
Advertisement
Kabar baiknya, risiko penyakit jantung koroner dapat diturunkan dengan senantiasa menjaga kesehatan jantung. Menurut dokter spesialis jantung dari RS Siloam Kebon Jeruk, Tito Phurbojoyo, setidaknya ada empat tips menjaga kesehatan jantung, yakni:
Diet Sehat untuk Jantung
Diet sehat mencakup kebiasaan mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh, perbanyak serat dari buah, sayur, dan biji-bijian. Serta memilih lemak sehat seperti minyak zaitun dan alpukat.
“Kurangi makanan asin untuk menjaga tekanan darah tetap stabil,” saran Tito dalam keterangan pers dikutip Jumat (10/1/2025).
Aktivitas Fisik Teratur
Tips kedua untuk jaga kesehatan jantung yakni melakukan olahraga ringan secara rutin untuk memperkuat jantung dan menjaga berat badan ideal.
“Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga,” saran Tito.
Mengelola Stres
Stres dapat memengaruhi kesehatan jantung, jadi penting untuk mencari cara relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk menjaga keseimbangan mental.
Kontrol Berat Badan dan Tekanan Darah
Menjaga berat badan sehat dan mengontrol tekanan darah sangat penting dalam mengurangi beban pada jantung. Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan untuk memantau kondisi jantung.
Advertisement
Tantangan Besar Penanganan Penyakit Jantung Koroner
Keempat tips di atas dapat dilakukan mulai sekarang untuk menghindari penyakit jantung koroner. Pasalnya, jika sudah mengidap penyakit tersebut, maka tantangan besar akan dihadapi pasien.
Salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan penyakit jantung koroner adalah penyempitan pembuluh darah disertai adanya endapan kapur yang keras.
Kondisi ini memerlukan tindakan Intravascular Lithotripsy (IVL), sebuah prosedur yang memberikan harapan baru bagi pasien jantung dengan pengapuran yang kompleks.
Tito menjelaskan, endapan kapur pada dinding pembuluh darah koroner sering kali menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan keras. Pembuluh darah koroner yang kaku dan keras menyebabkan pemasangan stent menjadi sulit, karena pembuluh darah tidak dapat dikembangkan dengan optimal.
Fungsi IVL untuk Pasien Jantung Koroner
Stent atau ring jantung yang tidak dikembangkan secara optimal, di kemudian hari dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah di dalam stent. Ini dikenal dengan istilah instent thrombosis atau penyempitan kembali (instent restenosis).
Selain menggunakan bor kecil, salah satu alat terbaru untuk mengatasi penyempitan dengan endapan kapur adalah menggunakan Intravascular Lithotripsy (IVL).
Alat IVL menggunakan gelombang energi ultrasonik yang dipancarkan melalui balon kecil, dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang menyempit. Gelombang ini akan meretakkan endapan kapur yang keras tanpa merusak dinding pembuluh darah, sehingga pemasangan stent lebih efektif dan stent dapat berkembang dengan optimal.
“Dengan teknologi ini, pasien dengan penyakit jantung koroner yang disertai endapan kapur keras kini memiliki harapan untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik dan aman,” pungkas Tito.
Advertisement