Pandangan politikus pria bisa dilihat dari bentuk tubuhnya. Pria dengan tubuh bagian atas yang kekar lebih mungkin berpikir konservatif alias sayap kanan. Sedangkan pria lebih lemah mendukung pandangan yang lebih sosialis alias sayap kiri.
Psikolog, Michael Bang Peterson dari Aarhus University di Denmark, dan Daniel Sznycer dari University of California, mengatakan kalau motivasi politik bisa berhubungan dengan kekuatan fisiknnya.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa laki-laki yang secara fisik lemah lebih ragu-ragu dibandingkan laki-laki yang secara fisik kuat dalam menuntut keuntungan pribadinya," kata kedua peneliti seperti dikutip News.com.au, Jumat (17/5/2013).
Dengan teori tersebut, para ilmuwan membuktikan bahwa tubuh bagian atas yang kekar sebagai simbol untuk memupuk harta kekayaan. Sementara pria yang tubuh bagian atasnya lebih lemah kemungkinan lebih mengutamakan kesejaheraan sosial yang adil dan merata.
Peneliti mengumpulkan data dari ratusan orang di Amerika Serikat, Denmark, dan Argentina, dengan melihat ukuran bisep dan status ekonomi sosialnya. Para responden memiliki sistem kesejahteraan yang berbeda.
Terlepas dari asal responden, hasil penelitian menunjukkan orang yang tubuhnya kekar kurang mendukung sistem kesejahteraan.
Penelitian itu bisa terlihat dari pemimpin Tony Abbot yang yang menjadi oposisi. Ia senang berolahraga dan mempunyai tubuh yang kekar.
Sementara mantan PM Australia Kevin Rudd yang mempunyai tubuh yang terlihat lemah masuk dalam sayap kiri. Menariknya, peneliti tak menemukan hubungan kekuatan tubuh dengan pandangan politik wanita. (Mel/Igw)
Psikolog, Michael Bang Peterson dari Aarhus University di Denmark, dan Daniel Sznycer dari University of California, mengatakan kalau motivasi politik bisa berhubungan dengan kekuatan fisiknnya.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa laki-laki yang secara fisik lemah lebih ragu-ragu dibandingkan laki-laki yang secara fisik kuat dalam menuntut keuntungan pribadinya," kata kedua peneliti seperti dikutip News.com.au, Jumat (17/5/2013).
Dengan teori tersebut, para ilmuwan membuktikan bahwa tubuh bagian atas yang kekar sebagai simbol untuk memupuk harta kekayaan. Sementara pria yang tubuh bagian atasnya lebih lemah kemungkinan lebih mengutamakan kesejaheraan sosial yang adil dan merata.
Peneliti mengumpulkan data dari ratusan orang di Amerika Serikat, Denmark, dan Argentina, dengan melihat ukuran bisep dan status ekonomi sosialnya. Para responden memiliki sistem kesejahteraan yang berbeda.
Terlepas dari asal responden, hasil penelitian menunjukkan orang yang tubuhnya kekar kurang mendukung sistem kesejahteraan.
Penelitian itu bisa terlihat dari pemimpin Tony Abbot yang yang menjadi oposisi. Ia senang berolahraga dan mempunyai tubuh yang kekar.
Sementara mantan PM Australia Kevin Rudd yang mempunyai tubuh yang terlihat lemah masuk dalam sayap kiri. Menariknya, peneliti tak menemukan hubungan kekuatan tubuh dengan pandangan politik wanita. (Mel/Igw)