Liputan6.com, Jakarta Ketupat merupakan salah satu makanan ikonik yang tak bisa dipisahkan dari perayaan Lebaran atau Idul Fitri di Indonesia. Makanan ini terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa. Menghasilkan nasi yang mengepal.
Tak heran jelang hari raya Idul Fitri, di pasar dan pinggir jalan banyak orang berjualan anyaman ketupat. Lalu, pada hari raya Idul Fitri ketupat sudah dimasak dan disajikan dengan makanan tradisi Lebaran lainnya seperti opor ayam, rendang, sambal goreng hati, dan lauk lainnya.
Konon, tradisi menyajikan ketupat saat Lebaran diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, sebagai bentuk akulturasi budaya Jawa dengan ajaran Islam.
Advertisement
Dalam bahasa Jawa, istilah 'kupat' merupakan akronim dari 'ngaku lepat' yang berarti mengakui kesalahan, dan 'laku papat' yang mencakup empat tindakan: lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Apa itu?
- Lebaran: Berakhirnya bulan puasa
- Luberan: Berbagi rezeki dengan sesama
- Leburan: Saling memaafkan
- Laburan: Menjaga kesucian diri.
Makna Mendalam dari Ketupat Lainnya
Tak cuma itu, ketupat juga punya arti mendalam. Bungkus yang dibuat dari janur kuning melambangkan penolak bala bagi orang Jawa. Sedangkan bentuk segi empat mencerminkan prinsip “kiblat papat lima pancer” yang bermakna bahwa ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah SWT seperti mengutip NU Online.
Anyaman Ketupat Punya Makna Mendalam di Hari Lebaran
Anda bisa menganyam ketupat? Butuh belajar dan waktu untuk membuatnya. Rumitnya anyaman bungkus ketupat mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia.
Sedangkan warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun dari kesalahan. Beras sebagai isi ketupat diharapkan menjadi lambang kemakmuran.
Advertisement
Proses Pembuatan Ketupat yang Penuh Makna
Pembuatan ketupat merupakan proses yang tidak hanya melibatkan keterampilan, tetapi juga penuh makna. Dimulai dari menganyam janur, yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Setelah anyaman selesai, beras dimasukkan ke dalam ketupat dan kemudian direbus. Proses ini melambangkan kerja keras dan keikhlasan dalam menyajikan hidangan untuk orang-orang terkasih.
Ketupat yang sudah matang kemudian disajikan dalam berbagai bentuk dan variasi hidangan. Biasanya, ketupat disajikan dengan opor ayam, rendang, atau sambal goreng. Kombinasi ini menciptakan hidangan yang lezat dan menggugah selera, serta semakin memperkuat makna kebersamaan saat menyantapnya bersama keluarga dan sahabat.
Keseluruhan proses pembuatan dan penyajian ketupat ini merupakan simbol dari rasa syukur dan kebersamaan, yang menjadi inti dari perayaan Lebaran. Dalam setiap gigitan ketupat, tersimpan makna mendalam tentang pengakuan kesalahan, penyucian diri, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Ketupat Lekat dengan Santan, Ada Makna di Baliknya
Di hari Lebaran, ketupat disajikan bersama opor ayam serta makanan bersantan lainnya. Ternyata ini ada makna filosofisnya.
Opor ayam menggunakan santan sebagai salah satu bahannya. Dalam bahasa Jawa disebut dengan santen yang mempunyai makna “pangapunten” alias memohon maaf seperti mengutip laman NU Online.
Saking dekatnya kupat dengan santen ini, ada pantun yang sering dipakai pada kata-kata ucapan Idul Fitri: mangan kupat nganggo Santen, menawi lepat nyuwun pangapunten (makan ketupat pakai santan, bila ada kesalahan mohon dimaafkan).
Advertisement