Acara talkshow "The Doctors" beberapa waktu lalu mengungkapkan hal yang tidak diduga dalam hal cara buang air besar (BAB) yang benar. Karena menurut para dokter dalam acara tersebut, BAB yang benar adalah jongkok.
Â
Seperti yang dilakukan orang-orang di Asia, Afrika, dan masyarakat di beberapa wilayah Eropa masih melakukannya. Seperti dilansir Everydayhealth, Senin (9/6/2013) ternyata kita harus jongkok, bukan duduk.
Â
Hal ini sebenarnya sudah diungkapkan pada sebuah studi tahun 2003, sebanyak 28 orang sehat secara sukarela ikut dalam penelitian dan BAB dengan tiga posisi alternatif yaitu duduk di toilet standar, duduk di toilet rendah, dan jongkok.
Â
"Semua orang tidak hanya mencatat berapa lama waktu mereka BAB, tetapi juga berapa banyak usaha yang dibutuhkan. Dan hasilnya jongkok tidak memerlukan banyak waktu dan usaha," kata ahli pencernaan Anish Sheth,MD.
Â
Menurut Anish, ada beberapa pengertian fisiologis untuk jongkok. Tapi sederhananya BAB jongkok mempermudah kotoran keluar karena membuka jalur usus besar
Â
Ketika kita berdiri, usus besar akan mendorong melawan otot puborecatlis, yang menjaga penahanan tinja sampai saatnya harus dikeluarkan. Duduk hanya membantu melemaskan otot. Sedangkan jongkok sepenuhnya akan melemaskan otot itu.
Â
"Pada dasarnya BAB jongkok meluruskan usus besar. Dan pada gilirannya, akan memudahkan proses membuang tinja," ujarnya.
Â
Para ahli berpendapat bahwa penyakit pencernaan seperti radang usus, sembelit, dan wasir dikarenakan kebiasaan BAB dengan cara duduk.
Â
Penelitian menunjukkan, makin banyak waktu yang Anda habiskan di kamar mandi, khususnya membaca, makin besar pula kemungkinan menderita wasir atau membengkaknya pembuluh darah di dalam dan sekitar anus.
Â
Beberapa dokter malah menganjurkan pasien agar jongkok saat BAB untuk menangani masalah usus mereka.
Â
Di Asia, toilet umum di rumah makan biasanya menawarkan dua jenis, toilet jongkok dan toilet duduk. Namun di Turki, Jepang, Rusia, dan Perancis, toilet justru ditempatkan secara terpisah dengan rumah.
Â
Walaupun sudah ada penelitian, namun Anis tidak menyarankan pasien untuk mencoba jongkok. Ia mengacu pada produk toilet musim lalu yang memungkinkan pengguna untuk jongkok sudut 35 derajat.
(Fit/Igw/*)
Â
Seperti yang dilakukan orang-orang di Asia, Afrika, dan masyarakat di beberapa wilayah Eropa masih melakukannya. Seperti dilansir Everydayhealth, Senin (9/6/2013) ternyata kita harus jongkok, bukan duduk.
Â
Hal ini sebenarnya sudah diungkapkan pada sebuah studi tahun 2003, sebanyak 28 orang sehat secara sukarela ikut dalam penelitian dan BAB dengan tiga posisi alternatif yaitu duduk di toilet standar, duduk di toilet rendah, dan jongkok.
Â
"Semua orang tidak hanya mencatat berapa lama waktu mereka BAB, tetapi juga berapa banyak usaha yang dibutuhkan. Dan hasilnya jongkok tidak memerlukan banyak waktu dan usaha," kata ahli pencernaan Anish Sheth,MD.
Â
Menurut Anish, ada beberapa pengertian fisiologis untuk jongkok. Tapi sederhananya BAB jongkok mempermudah kotoran keluar karena membuka jalur usus besar
Â
Ketika kita berdiri, usus besar akan mendorong melawan otot puborecatlis, yang menjaga penahanan tinja sampai saatnya harus dikeluarkan. Duduk hanya membantu melemaskan otot. Sedangkan jongkok sepenuhnya akan melemaskan otot itu.
Â
"Pada dasarnya BAB jongkok meluruskan usus besar. Dan pada gilirannya, akan memudahkan proses membuang tinja," ujarnya.
Â
Para ahli berpendapat bahwa penyakit pencernaan seperti radang usus, sembelit, dan wasir dikarenakan kebiasaan BAB dengan cara duduk.
Â
Penelitian menunjukkan, makin banyak waktu yang Anda habiskan di kamar mandi, khususnya membaca, makin besar pula kemungkinan menderita wasir atau membengkaknya pembuluh darah di dalam dan sekitar anus.
Â
Beberapa dokter malah menganjurkan pasien agar jongkok saat BAB untuk menangani masalah usus mereka.
Â
Di Asia, toilet umum di rumah makan biasanya menawarkan dua jenis, toilet jongkok dan toilet duduk. Namun di Turki, Jepang, Rusia, dan Perancis, toilet justru ditempatkan secara terpisah dengan rumah.
Â
Walaupun sudah ada penelitian, namun Anis tidak menyarankan pasien untuk mencoba jongkok. Ia mengacu pada produk toilet musim lalu yang memungkinkan pengguna untuk jongkok sudut 35 derajat.
(Fit/Igw/*)