Para dokter sudah kerap mengingatkan, konsumsi gula, garam dan lemak jenuh berlebihan akan menyebabkan banyak masalah bagi kesehatan seperti jantung, stroke, disfungsi ereksi, diabetes mellitus, dan masih banyak lagi.
Karena itu Kepala Sub Direktorat Bina Gizi Klinik, Iip Syaiful, SKM, M.Kes yang ditemui Liputan6.com pada acara 'Cermati Konsumsi Gula, Garam, lemak dan baca Label Kemasan makanan' di Jakarta, Rabu (19/6/2013) mengatakan, sudah saatnya masyarakat cermat dalam mengonsumsi makanan.
"Pemerintah saat ini memang memprioritaskan pembatasan gula, garam dan lemak dalam makanan untuk meningkatkan gizi masyarakat," jelasnya.
Ia mengakui bahwa hingga saat ini penyakit tidak menular akibat makanan sulit dicegah. Cara yang paling tepat adalah mengedukasi masyarakat untuk mengetahui manfaat dan dampak konsumsi gula, garam dan lemak.
"Jika seorang mengonsumsi gula berlebihan, maka ini tidak akan baik untuk tubuh. Bukannya membuat energi justru malah membuat pankreas kelelahan. Dan jika orang tersebut belum berhenti mengonsumsi gula, ini akan menyebabkan hiperglikemi (kadar gula berlebih). Jika kadar gula meningkat, urin akan manis dan akan memperburuk organ lain dalam tubuh," jelasnya.
Garam juga perlu dibatasi karena akan mengacaukan fungsi tubuh dalam mengatur kandungan air.
"Sedangkan lemak berlebih akan mempersempit pembuluh darah. Sehingga akan memicu terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah serta kanker," ungkapnya.
Untuk itu, Iip menganjurkan mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara dengan empat sendok makan gula) sehari. Garam tidak lebih dari 5 gram (setara satu sendok teh garam) sehari dan minyak tidak lebih dari 67 gram (setara lima sendok makan minyak) sehari.
(Fit/Abd)
Karena itu Kepala Sub Direktorat Bina Gizi Klinik, Iip Syaiful, SKM, M.Kes yang ditemui Liputan6.com pada acara 'Cermati Konsumsi Gula, Garam, lemak dan baca Label Kemasan makanan' di Jakarta, Rabu (19/6/2013) mengatakan, sudah saatnya masyarakat cermat dalam mengonsumsi makanan.
"Pemerintah saat ini memang memprioritaskan pembatasan gula, garam dan lemak dalam makanan untuk meningkatkan gizi masyarakat," jelasnya.
Ia mengakui bahwa hingga saat ini penyakit tidak menular akibat makanan sulit dicegah. Cara yang paling tepat adalah mengedukasi masyarakat untuk mengetahui manfaat dan dampak konsumsi gula, garam dan lemak.
"Jika seorang mengonsumsi gula berlebihan, maka ini tidak akan baik untuk tubuh. Bukannya membuat energi justru malah membuat pankreas kelelahan. Dan jika orang tersebut belum berhenti mengonsumsi gula, ini akan menyebabkan hiperglikemi (kadar gula berlebih). Jika kadar gula meningkat, urin akan manis dan akan memperburuk organ lain dalam tubuh," jelasnya.
Garam juga perlu dibatasi karena akan mengacaukan fungsi tubuh dalam mengatur kandungan air.
"Sedangkan lemak berlebih akan mempersempit pembuluh darah. Sehingga akan memicu terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah serta kanker," ungkapnya.
Untuk itu, Iip menganjurkan mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara dengan empat sendok makan gula) sehari. Garam tidak lebih dari 5 gram (setara satu sendok teh garam) sehari dan minyak tidak lebih dari 67 gram (setara lima sendok makan minyak) sehari.
(Fit/Abd)