Sukses

Dibanding Susu, Minuman Soda Lebih Digemari Remaja Indonesia

Banyak remaja di Indonesia mulai mengurangi atau meninggalkan susu dan beralih ke minuman-minuman lain, seperti minuman bersoda.

Banyak remaja di Indonesia mulai mengurangi atau meninggalkan susu dan beralih ke minuman-minuman lain, seperti minuman bersoda. Padahal minuman soda membuat tulang menjadi keropos.

Demikian disampaikan Ahli Nutrisi Accredited Practicing Dietitian, Victoria Djajadi, APD, dalam Media Gathering "Sehatnya Susu, Segarnya Yoghurt Ada dalam Cimory Yogurt Drink, di Cisarua Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/6/2013).

"Minuman bersoda sifatnya justru mengeroposkan tulang dan gigi. Jadi konsumsi susu berkurang sedangkan soda tinggi. Risiko pengeroposan tulang berkali-kali lipat," kata Victoria.

Padahal menurut Victoria, usia remaja membutuhkan nutrisi yang terkandung di dalam susu, baik untuk kekebalan tubuh maupun nutrisi untuk tulang.

Hal senada disampaikan Director PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Farell Sutantio. Menurut data, di Indonesia 11 liter per orang per tahun, Malaysia 20-an liter per orang per tahun, sedangkan Eropa 120 liter per tahun.

"Ini berarti sedikit orang Indonesia minum susu. Tingkat susu rendah karena orang berhenti minum susu saat remaja. Karena itu di Indonesia konsumsi susu nggak bisa naik," jelasnya.

Farell menjelaskan, konsumsi susu terbanyak saat bayi. Pada saat mulai remaja jumlahnya menurun hingga dewasa.

"Berhenti susu saat usia 20 tahun karena alasan sudah gede minum susu, eneg. Sayangnya setelah itu minum minuman lain seperti soft drink yang tidak ada nutrisinya karena tubuh butuh nutrisi" ujar Sutantio.

(Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.