Sukses

1.000 Hari Pertama Bayi, Ciptakan Generasi Cerdas

Pada 1.000 hari pertama, peranan gizi dan kesehatan diperlukan demi meyiptakan generasi yang sehat dan cerdas.

Angka seribu penting bagi kehidupan manusia. Pada 1.000 hari pertama, peranan gizi dan kesehatan diperlukan demi menciptakan generasi yang sehat dan cerdas. Melihat pentingnya angka 1.000, Seminar Nasional Pangan dan Gizi (SEMNAS PAGI) 2013, mengumpulkan 1.000 lembaga yang terkait gizi dan pangan.

Acara bertemakan 'Inovasi Pangan dan Gizi Mewujudkan Generasi Sehat, Cerdas dan Kuat untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa' itu berlangsung selama tiga hari  25-27 Juni 2013 di Gedung Balai Kartini Jakarta, dan dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono. Selain itu hadir pula Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Prof. Armida Salsiah Alisjahbana, SE MA PhD, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, MD, MPH SpAK dan Menteri Pertanian Suswono, MMA PhD.

"Angka 1.000 kita gaungkan sejalan dengan pentingnya makna 1.000 hari pertama kehidupan manusia, (sejak janin usia dua tahun) yang berkaitan dengan peranan gizi, kesehatan dan stimulasi dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas dan kuat sejalan dengan tema ini," ujar Ketua Panitia SEMNAS PAGI dan Ketua Pergizi Pangan, Prof. Hardiansyah, MS PhD, Rabu (26/6/2013).

Tujuan acara ini adalah untuk menyosialisasikan masalah, kebijakan, program, temuan dan inovasi terkini di bidang pangan dan Gizi, mendiskusikan dan memberikan alternatif solusi serta meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya pangan dan gizi dalam mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan kuat dalam meningkatkan daya saing bangsa.

SEMNAS PAGI terselenggara berkat kerjasama beberapa lembaga pangan dan gizi Indonesia dan lembaga swasta industry pangan. Selain acara seminar dan symposium, Pergizi Pangan Indonesia memberikan penghargaan Peduli Gizi 2013 kepada industry pangan dan UKM yang menerapkan inovasi produk pangan mempertimbangkan nilai gizi, komponen fungsional dan upaya perbaikan gizi.

"Penghargaan diberikan kepada industri pangan yang melaksanakan kegiatan pendidikan gizi dan pangan," ujar Prof. Hardiansyah.

(Mia/Mel/*)
Video Terkini