Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Timur terus meningkat dibanding tahun lalu. Angka kematian akibat penyakit itu pun ikut meningkat.
"Tahun 2013 sudah 10 orang meninggal, padahal tahun 2012 hanya 3 orang yang meninggal," kata Kepala Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Gagah Daru Setiawan saat dihubungi, Jumat (28/6/2013).
Sementara, angka kasus DBD di Jakarta Timur selama tahun 2013 sudah menyentuh angka 1.826. Sedangkan di tahun 2012 angka penderita DBD mencapai 3.542 kasus.
Adapun angka kasus DBD di Jakarta Timur paling banyak terjadi di Kecamatan Duren Sawit dengan 410 kasus. Kemudian, Cakung dengan 368 kasus, Pulogadung dengan 226 kasus, Cipayung dengan 184 kasus, Kramatjati dengan 152 kasus, Ciracas dengan 141 kasus, Jatinegara dengan 130 kasus, Pasarrebo dengan 88 kasus, Matraman dengan 71 kasus, dan Makasar dengan 56 kasus.
"10 orang yang meninggal tersebar di lima kecamatan. 3 orang di Kecamatan Cakung dan Duren Sawit, 2 orang di Kecamatan Pulogadung, dan 1 orang di Kecamatan Pasar Rebo dan Ciracas," jelasnya.
Banyak hak yang menyebabkan angka kasus DBD tinggi. Faktor cuaca jadi faktor paling memengaruhi tingginya angka penderita DBD. Faktor keterlambatan penanganan juga memiliki peran dalam menyumbang tingginya angka kematian akibat DBD.
"Umumnya, korban meninggal akibat terlambat deteksi penyakit sehingga terlambat dilakukan pertolongan," ungkapnya.
Upaya memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk demam berdarah, salah satunya dengan penggalakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari Jumat. Cara ini dinilai efektif mengurangi dampak DBD hingga 80 persen.
"Tahun 2013 sudah 10 orang meninggal, padahal tahun 2012 hanya 3 orang yang meninggal," kata Kepala Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Gagah Daru Setiawan saat dihubungi, Jumat (28/6/2013).
Sementara, angka kasus DBD di Jakarta Timur selama tahun 2013 sudah menyentuh angka 1.826. Sedangkan di tahun 2012 angka penderita DBD mencapai 3.542 kasus.
Adapun angka kasus DBD di Jakarta Timur paling banyak terjadi di Kecamatan Duren Sawit dengan 410 kasus. Kemudian, Cakung dengan 368 kasus, Pulogadung dengan 226 kasus, Cipayung dengan 184 kasus, Kramatjati dengan 152 kasus, Ciracas dengan 141 kasus, Jatinegara dengan 130 kasus, Pasarrebo dengan 88 kasus, Matraman dengan 71 kasus, dan Makasar dengan 56 kasus.
"10 orang yang meninggal tersebar di lima kecamatan. 3 orang di Kecamatan Cakung dan Duren Sawit, 2 orang di Kecamatan Pulogadung, dan 1 orang di Kecamatan Pasar Rebo dan Ciracas," jelasnya.
Banyak hak yang menyebabkan angka kasus DBD tinggi. Faktor cuaca jadi faktor paling memengaruhi tingginya angka penderita DBD. Faktor keterlambatan penanganan juga memiliki peran dalam menyumbang tingginya angka kematian akibat DBD.
"Umumnya, korban meninggal akibat terlambat deteksi penyakit sehingga terlambat dilakukan pertolongan," ungkapnya.
Upaya memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk demam berdarah, salah satunya dengan penggalakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari Jumat. Cara ini dinilai efektif mengurangi dampak DBD hingga 80 persen.