Pernahkah Anda sadari, jika sedang bahagia saat ulang tahun Anda tanpa disadari membuat tubuh menjadi gemuk. Anda mungkin akan mentraktir teman sekantor untuk makan bersama. Atau sekadar nongkrong di kafe dan makan kue super manis dan sepiring steak.
Kebiasaan tersebut dianggap juga memengaruhi obesitas karena makan di saat senang bisa memicu seseorang untuk makan lebih banyak.
Sebuah penelitian di Belanda menemukan orang yang merasa bahagia cenderung akan lebih gemuk dibandingkan orang yang sedang sedih.
Dilansir Dailymail, Selasa (2/7/2013), sebenarnya bukan pengaruh 'Anda makan apa' yang paling besar. Tapi tipe orang yang membiarkan mood Anda senang yang bisa memengaruhi seseorang bisa makan apapun. Diperkirakan 75 persen orang gemuk karena sedang senang.
Dalam penelitiannya, para psikolog di Universitas Maastricht di Belanda, mengikutsertakan 87 mahasiswa yang diminta untuk menunjukkan adegan dari film-film atau acara televisi yang bisa membangkitkan mood positif, netral, atau buruk.
Setelah mahasiswa tersebut bahagia, para siswa kembali disuguhkan dengan tontonan seperti Mr Bean dan When Harry Met Sally agar suasana hatinya netral.
Dan untuk suasana hati yang negatif, para mahasiswa menonton adegan dari film The Green Mile. Adegan ketika John, seorang tahanan tidak bersalah kemudian dieksekusi.
Sambil menonton adegan tersebut, para mahasiswa ini disuguhkan keripik dan cokelat. Kemudian peneliti mengukur asupan kalori yang dimakan mahasiswa tersebut tiap melihat satu adegan.
"Temuan ini bisa menjadi pengobatan untuk orang dengan obesitas. Pentingnya emosi positif saat makan berlebihan ini sering diabaikan," tulis peneliti.
Mahasiswa mengaku, ketika stres, nafsu makan akan hilang. Ketika sedih dan kesepian mungkin beberapa mahasiswa akan mengambil maknanan dan langsung pulang.
Dan mahasiswa yang bahagia, akan menghabiskan makanan. Semua makanan yang dihidangkan seperti pizza, salad, kue dan buah habis dimakannya.
Psikolog Dr Christy Fergusson mengatakan, ada dua mekanisme yang terjadi ketika kita makan saat senang dan ketika kita makan saat sedang sedih.
"Ketika kita merasa down, makan diharapkan akan membawa perubahan. Sedangkan saat senang, kita tidak terobsesi tentang kalori. Dan makan adalah sumber kesenangan".
(Fit/Mel/*)
Kebiasaan tersebut dianggap juga memengaruhi obesitas karena makan di saat senang bisa memicu seseorang untuk makan lebih banyak.
Sebuah penelitian di Belanda menemukan orang yang merasa bahagia cenderung akan lebih gemuk dibandingkan orang yang sedang sedih.
Dilansir Dailymail, Selasa (2/7/2013), sebenarnya bukan pengaruh 'Anda makan apa' yang paling besar. Tapi tipe orang yang membiarkan mood Anda senang yang bisa memengaruhi seseorang bisa makan apapun. Diperkirakan 75 persen orang gemuk karena sedang senang.
Dalam penelitiannya, para psikolog di Universitas Maastricht di Belanda, mengikutsertakan 87 mahasiswa yang diminta untuk menunjukkan adegan dari film-film atau acara televisi yang bisa membangkitkan mood positif, netral, atau buruk.
Setelah mahasiswa tersebut bahagia, para siswa kembali disuguhkan dengan tontonan seperti Mr Bean dan When Harry Met Sally agar suasana hatinya netral.
Dan untuk suasana hati yang negatif, para mahasiswa menonton adegan dari film The Green Mile. Adegan ketika John, seorang tahanan tidak bersalah kemudian dieksekusi.
Sambil menonton adegan tersebut, para mahasiswa ini disuguhkan keripik dan cokelat. Kemudian peneliti mengukur asupan kalori yang dimakan mahasiswa tersebut tiap melihat satu adegan.
"Temuan ini bisa menjadi pengobatan untuk orang dengan obesitas. Pentingnya emosi positif saat makan berlebihan ini sering diabaikan," tulis peneliti.
Mahasiswa mengaku, ketika stres, nafsu makan akan hilang. Ketika sedih dan kesepian mungkin beberapa mahasiswa akan mengambil maknanan dan langsung pulang.
Dan mahasiswa yang bahagia, akan menghabiskan makanan. Semua makanan yang dihidangkan seperti pizza, salad, kue dan buah habis dimakannya.
Psikolog Dr Christy Fergusson mengatakan, ada dua mekanisme yang terjadi ketika kita makan saat senang dan ketika kita makan saat sedang sedih.
"Ketika kita merasa down, makan diharapkan akan membawa perubahan. Sedangkan saat senang, kita tidak terobsesi tentang kalori. Dan makan adalah sumber kesenangan".
(Fit/Mel/*)