Lembaga pemerhati eksploitasi anak dan perlindungan online di London Inggris memperingatkan bahaya akan Skype pada banyak remaja yang menggunakannya.
Child Exploitation and Online Protection Centre (CEOP) mengatakan, para pedofil menargetkan keluarga miskin untuk menjual dan membayar gambar dari video anak gadis yang ada di sana.
Badan itu mengatakan pada 2012, sarana untuk melakukan percakapan melalui video itu telah banyak mendistribusikan gambar yang tidak senonoh.
"Anak-anak dibuat untuk terlibat dalam aktivitas seksual, dalam pembayaran kepada keluarga yang terorganisir," kata lembaga tersebut, seperti dilansir ANTARA News, Rabu (3/7/2013)
Ada pun anak-anak yang menjadi korban sebanyak 146 orang. Sebanyak 96 persen berasal dari ras kulit putih, termasuk orang-orang dari Amerika Latin dan Eropa Selatan.
Yang lainnya, sebanyak 4 persen berasal dari Asia.
CEOP memperingatkan, kemungkinan akan terjadi peningkatan jumlah kekerasan seksual di Brasil melihat pada 2014 diadakan Piala Dunia dan 2016 Olimpiade.
Sekitar 50.000 pengguna internet di Inggris terlibat dalam berbagi gambar tidak senonoh, pada tahun 2012.
(Adt/Igw)
Child Exploitation and Online Protection Centre (CEOP) mengatakan, para pedofil menargetkan keluarga miskin untuk menjual dan membayar gambar dari video anak gadis yang ada di sana.
Badan itu mengatakan pada 2012, sarana untuk melakukan percakapan melalui video itu telah banyak mendistribusikan gambar yang tidak senonoh.
"Anak-anak dibuat untuk terlibat dalam aktivitas seksual, dalam pembayaran kepada keluarga yang terorganisir," kata lembaga tersebut, seperti dilansir ANTARA News, Rabu (3/7/2013)
Ada pun anak-anak yang menjadi korban sebanyak 146 orang. Sebanyak 96 persen berasal dari ras kulit putih, termasuk orang-orang dari Amerika Latin dan Eropa Selatan.
Yang lainnya, sebanyak 4 persen berasal dari Asia.
CEOP memperingatkan, kemungkinan akan terjadi peningkatan jumlah kekerasan seksual di Brasil melihat pada 2014 diadakan Piala Dunia dan 2016 Olimpiade.
Sekitar 50.000 pengguna internet di Inggris terlibat dalam berbagi gambar tidak senonoh, pada tahun 2012.
(Adt/Igw)