Kebanggaan Korea Selatan dalam inovasi teknologi tinggi, sepertinya sedang berbalik ke arah negatif. Kementrian kesehatan setempat rencananya akan membuat sekolah khusus bagi anak-anak yang kecanduan smartphone.
Kekhawatiran pemerintah Korea Selatan terhadap anak-anak yang kecanduan game dan smartphone ini, membuat pemerintahnya gencar melakukan sosialisasi.
Dilasir Nydailynews, Rabu (3/7/2013) ada banyak anak sekolah dasar di Korea Selatan yang kecanduan game maupun aplikasi canggih lainnya di smartphone. Anak-anak ini sering kedapatan membawa smartphone canggih.
"Untuk mengatasi kemajuan teknologi yang berdampak bagi anak, kami berinisiatif dengan kementrian pendidikan untuk memberikan kelas tambahan pada sekolah. Sekolah ini nantinya akan mengajarkan pentingnya sosialisasi pada keluarga dan teman,' jelas juru bicara kementrian setempat.
Untuk waktu belajar, waktu liburan juga akan dimanfaatkan. Agar lebih menarik mungkin akan ada kelas khusus sambil berkemah.
Data pemerintah Korea Selatan sendiri menyebutkan ada lebih dari 80 persen warga Korea Selatan berusia 12 sampai 19 tahun yang kecanduan smartphone pada tahun 2012. Data ini meningkat dua kali lipat dari 2011.
Hampir 40 persen anak-anak akhirnya menghabiskan lebih dari tiga jam sehari untuk tweeting, chatting, atau bermain game. Meskipun guru sudah menyita semua perangkat di pagi hari, anak-anak akan kembali ke aktivitasnya setelah pulang sekolah.
Sebuah survei tahunan disana bahkan memperkirakan hampir 20 persen remaja kecanduan dan ketergantungan smartphone. Kecendrungan ini dikaitkan dengan kecemasan dan depresi ketika terpisah dari smartphone dan merasa lebih bahagia menggunakan smartphone daripada berbicara dengan keluarga atau teman.
(Fit/Abd)
Kekhawatiran pemerintah Korea Selatan terhadap anak-anak yang kecanduan game dan smartphone ini, membuat pemerintahnya gencar melakukan sosialisasi.
Dilasir Nydailynews, Rabu (3/7/2013) ada banyak anak sekolah dasar di Korea Selatan yang kecanduan game maupun aplikasi canggih lainnya di smartphone. Anak-anak ini sering kedapatan membawa smartphone canggih.
"Untuk mengatasi kemajuan teknologi yang berdampak bagi anak, kami berinisiatif dengan kementrian pendidikan untuk memberikan kelas tambahan pada sekolah. Sekolah ini nantinya akan mengajarkan pentingnya sosialisasi pada keluarga dan teman,' jelas juru bicara kementrian setempat.
Untuk waktu belajar, waktu liburan juga akan dimanfaatkan. Agar lebih menarik mungkin akan ada kelas khusus sambil berkemah.
Data pemerintah Korea Selatan sendiri menyebutkan ada lebih dari 80 persen warga Korea Selatan berusia 12 sampai 19 tahun yang kecanduan smartphone pada tahun 2012. Data ini meningkat dua kali lipat dari 2011.
Hampir 40 persen anak-anak akhirnya menghabiskan lebih dari tiga jam sehari untuk tweeting, chatting, atau bermain game. Meskipun guru sudah menyita semua perangkat di pagi hari, anak-anak akan kembali ke aktivitasnya setelah pulang sekolah.
Sebuah survei tahunan disana bahkan memperkirakan hampir 20 persen remaja kecanduan dan ketergantungan smartphone. Kecendrungan ini dikaitkan dengan kecemasan dan depresi ketika terpisah dari smartphone dan merasa lebih bahagia menggunakan smartphone daripada berbicara dengan keluarga atau teman.
(Fit/Abd)