Sukses

Kehamilan Ektopik, Ketika Telur Tidak Dibuahi di Rahim

Berbeda dengan kehamilan ektopik, telur yang telah dibuahi akan tertanam di suatu tempat yang berada di luar rahim.

Kehamilan akan terjadi ketika sel telur dibuahi. Selanjutnya, sel telur tersebut akan menempel pada lapisan rahim. Namun berbeda dengan kehamilan ektopik, telur yang telah dibuahi akan tertanam di suatu tempat yang berada di luar rahim.

Berikut penjelasan mengenai kehamilan ektopik seperti yang dilansir dari mayoclinic dan webmd, Minggu (7/7/2013):

Deskripsi

Kehamilan ektopik dikenal juga dengan istilah kehamilan tuba. Jenis kehamilan ini biasa terjadi pada salah satu tabung yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim (tuba falopi). Namun, mayoritas kehamilan ektopik terjadi di dalam rongga perut, ovarium, ataupun di leher rahim (serviks).

Berbeda dengan kehamilan pada umumnya, kehamilan ektopik tidak bisa berjalan normal. Sel telur yang telah dibuahi tidak dapat bertahan hidup dan akan tumbuh suatu jaringan yang dapat menghancurkan berbagai struktur dalam kandungan.

Gejala

Terlambat haid, nyeri payudara, dan mual akan ditimbulkan jika Anda mengalami kehamilan ektopik. Namun, gejala-gejala tersebut tidak dapat dijadikan patokan apakah Anda positif mengalami kehamilan ektopik atau tidak. Sebab, gejala-gejala tersebut pasti dialami oleh semua wanita hamil. Namun, apabila Anda merasakan gejala tersebut disertai dengan tanda lain seperti di bawah ini, kemungkinan besar Anda mengalami kehamilan ektopik.

  • Pendarahan pada vagina
  • Nyeri pada perut bagian bawah atau panggul
  • Nyeri pada satu sisi tubuh
  • Nyeri di bahu dan leher: Bila Anda mengalami kebocoran darah dari tuba falopi, Anda akan merasakan nyeri di bahu dan ada dorongan untuk buang air besar, tergantung daerah saraf yang teriritasi.
  • Pusing dan lemah
  • Sering pingsan

Penyebab

Salah satu penyebab kehamilan ektopik adalah peradangan dan kerusakan pada tuba falopi. Akibatnya, telur yang dibuahi terjebak dalam perjalanannya menuju ke rahim. Selain itu, kebiasaan menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), hormon yang tidak seimbang, ataupun perkembangan janin yang abnormal dapat menjadi faktor penyebab kehamilan ektopik. Namun, ada beberapa hal yang turut menyebabkan kehamilan ektopik, antara lain:

  1. Riwayat kehamilan ektopik. Jika Anda sudah pernah mengalami kehamilan ektopik, Anda berpeluang besar untuk kembali mengalaminya.   
  2. Masalah kesuburan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perawatan kesuburan seperti fertilisasi in vitro (IVF) dan penggunaan obat kesuburan dengan peningkatan mengalami kehamilan ektopik.
  3. Peradangan atau infeksi. Peradangan tuba fallopi (salpingitis) atau infeksi rahim, saluran tuba atau indung telur (penyakit radang panggul) meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Seringkali, infeksi ini disebabkan oleh adanya penyakit menular seperti gonore atau klamidia.
  4. Penggunaan alat kontrasepsi.
  5. Pernah melakukan operasi rekonstruksi tuba falopi.

Pengobatan

Bila Anda mengalami kehamilan ektopik, Anda harus melakukan pengobatan yang cepat dan tepat. Tanpa pengobatan, tabung tuba falopi bisa pecah dan menyebabkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa.

Jika kehamilan ektopik terdeteksi dini, biasanya dokter hanya memberikan suntikan metotreksat guna menghentikan pertumbuhan sel dan melarutkan sel-sel yang ada. Setelah injeksi, dokter akan memantau darah khususnya untuk hormon kehamilan human chorionic gonadotropin (HCG). Jika tingkat HCG tetap tinggi, Anda mungkin perlu mendapatkan suntikan lain seperti methotrexate.

Namun, bila kehamilan ektopik menyebabkan pendarahan berat akibat pecahnya tuba falopi, pembedahan menjadi cara yang tepat untuk mengobatinya, salah satunya dengan operasi laparoskopi. Dalam pembedahan ini, sebuah sayatan kecil dibuat di perut, tepat atau di dekat pusar. Kemudian, dokter akan memasukkan tabung tipis yang dilengkapi dengan lensa kamera dan cahaya (laparoskop) untuk melihat daerah rahim, menghilangkan jaringan ektopik, dan memperbaiki tuba falopi.

Kehamilan ektopik tidak dapat dicegah, namun bila Anda melakukan pengobatan secara cepat, Anda turut melestarikan kesempatan untuk kehamilan yang sehat di masa depan.

(Mel)