Badan melar pasca melahirkan masih menjadi masalah yang sering diperbincangkan. Untuk tetap langsing setelah melahirkan caranya ternyata tidak sulit, asal rutin mengatur keseimbangan asupan makanan dan pengeluaran energi tubuh.
Kebanyakan para ibu khawatir jika melakukan diet, takut bayi tidak memperoleh asupan makanan yang dibutuhkan tubuhnya untuk tumbuh dan berkembang. Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI)-Puri Indah, Dr. Ida Gunawan, Sp.GK, gizi mengemukakan jika memilih diet tetap berpedoman pada kaidah gizi, seperti ditulis Senin (8/7/2013).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan program pelangsingan pasca melahirkan. "Jika Ibu masih menyusui, diet tidak dilakukan secara ekstrim, namun berpedoman pada kaidah gizi lengkap dan seimbang," ujar Ida.
Beberapa penelitian mengatakan, dengan menyusui tubuh membakar sekitar 300-500 kkal/ hari yang setara dengan bersepeda selama 1 jam. Pemilihan jenis makanan lebih banyak pada sayur, buah, karbohidrat kompleks, lemak skim dan sumber protein rendah lemak serta cukup cairan.
Dokter Ida pun menambahkan, “Selain itu, hindari makanan cepat saji. Makanlah dalam porsi kecil dan sering (biasanya diberikan dalam 6x pemberian dengan 3x makan utama berupa sarapan, makan siang, makan malam dan 3x snack).”
Untuk Ibu yang sudah tidak menyusui, diet menggunakan pedoman gizi lengkap dan seimbang serta memperhatikan kaidah 3 J, yaitu Jumlah Kalori yang Dikonsumsi, Jenis makanan, dan Jadwal makan.
Biasanya, perhitungan kalori berpatokan pada berat badan ideal yang ingin dicapai. Misalnya Ibu dengan berat badan 75 kg (baru 3 bulan usai melahirkan) dan tinggi badan 165 cm serta berusia 27 tahun. Maka berat badan ideal sekitar 58,5 kg (perhitungan menggunakan rumus (TB-100) x 0.9). Dengan demikian jumlah kalori yang diperlukan sekitar 1500 kkal.
Jadwal makan sebaiknya dibagi dalam porsi kecil dan sering. Lebih baik makan 5-6 kali dalam porsi kecil daripada makan 3 kali dalam porsi besar. Adapun contoh pembagiannya dapat mengikuti pola sebagai berikut: sarapan-snack pagi-makan siang-snack sore-makan malam serta snack malam (jika masih terasa lapar boleh ditambahkan).
“Dengan porsi sering, Ibu tidak perlu menahan lapar lebih lama sehingga pembakaran kalori dapat berlangsung maksimal. Untuk olahraga, mulailah dengan latihan-latihan ringan seperti berjalan, bersepeda dan jogging. Lalu intensitas dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kondisi tubuh. Jika timbul rasa tidak nyaman, maka olahraga harus dihentikan dan segera berdiskusi dengan dokter,” lanjut Dr. Ida.
(Mia/Abd)
Kebanyakan para ibu khawatir jika melakukan diet, takut bayi tidak memperoleh asupan makanan yang dibutuhkan tubuhnya untuk tumbuh dan berkembang. Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI)-Puri Indah, Dr. Ida Gunawan, Sp.GK, gizi mengemukakan jika memilih diet tetap berpedoman pada kaidah gizi, seperti ditulis Senin (8/7/2013).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan program pelangsingan pasca melahirkan. "Jika Ibu masih menyusui, diet tidak dilakukan secara ekstrim, namun berpedoman pada kaidah gizi lengkap dan seimbang," ujar Ida.
Beberapa penelitian mengatakan, dengan menyusui tubuh membakar sekitar 300-500 kkal/ hari yang setara dengan bersepeda selama 1 jam. Pemilihan jenis makanan lebih banyak pada sayur, buah, karbohidrat kompleks, lemak skim dan sumber protein rendah lemak serta cukup cairan.
Dokter Ida pun menambahkan, “Selain itu, hindari makanan cepat saji. Makanlah dalam porsi kecil dan sering (biasanya diberikan dalam 6x pemberian dengan 3x makan utama berupa sarapan, makan siang, makan malam dan 3x snack).”
Untuk Ibu yang sudah tidak menyusui, diet menggunakan pedoman gizi lengkap dan seimbang serta memperhatikan kaidah 3 J, yaitu Jumlah Kalori yang Dikonsumsi, Jenis makanan, dan Jadwal makan.
Biasanya, perhitungan kalori berpatokan pada berat badan ideal yang ingin dicapai. Misalnya Ibu dengan berat badan 75 kg (baru 3 bulan usai melahirkan) dan tinggi badan 165 cm serta berusia 27 tahun. Maka berat badan ideal sekitar 58,5 kg (perhitungan menggunakan rumus (TB-100) x 0.9). Dengan demikian jumlah kalori yang diperlukan sekitar 1500 kkal.
Jadwal makan sebaiknya dibagi dalam porsi kecil dan sering. Lebih baik makan 5-6 kali dalam porsi kecil daripada makan 3 kali dalam porsi besar. Adapun contoh pembagiannya dapat mengikuti pola sebagai berikut: sarapan-snack pagi-makan siang-snack sore-makan malam serta snack malam (jika masih terasa lapar boleh ditambahkan).
“Dengan porsi sering, Ibu tidak perlu menahan lapar lebih lama sehingga pembakaran kalori dapat berlangsung maksimal. Untuk olahraga, mulailah dengan latihan-latihan ringan seperti berjalan, bersepeda dan jogging. Lalu intensitas dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kondisi tubuh. Jika timbul rasa tidak nyaman, maka olahraga harus dihentikan dan segera berdiskusi dengan dokter,” lanjut Dr. Ida.
(Mia/Abd)