Sukses

Gangguan Saraf Tepi Rentan Hinggapi Penderita Diabetes

Semua pasien diabetes berisiko menderita Neuropati Diabetikum, dan setengahnya menderita penyakit ini.

Semua pasien diabetes berisiko menderita Neuropati Diabetikum (gangguan saraf tepi), dan setengahnya menderita penyakit ini. Di bulan puasa, penderita Neuropati Diabetikum diharuskan tetap mengonsumsi makanan yang rendah kadar gulanya.

"Penderita Neuropati Dibetikum masih juga harus mengonsumsi makanan manis naum kadarnya rendah. Bukan tidak boleh makan manis tetapi dikurangi kadarnya dan hal tersebut perlu dikontrol," ujar Konsultan Neurologis dari Department Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/RSCM, Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S (K) seperti ditulis, Kamis (18/7/2013).

Hal ini dikarenakan kadar glukosa darah perlu dikontrol dnegan baik. Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan mengontrol kadar glukosa darah, menghindari konsumsi makanan berlemak, rutin berolahraga dan mengonsumsi vitamin yang mengandung B1,B6 dan B12.

"Selain mengontrol kadar glukosa darah, diusahakan juga untuk mencapai angka dibawah 130 mg/dL saat sesudah puasa delapan jam, atau sesudah makan dibawah angka 180 mg/dL dan angka HbA1c dibawah angka 7 persen," tambah dr. Luthy yang juga Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat.

HbA1c merupakan zat yang terbentuk dari reaksi kimia antara glukosa dan hemoglobin (bagian dari sel darah merah).

Gejala dan tanda-tanda Neuropati Diabetikum yaitu:

  1.     Mati rasa, kesemutan, dan nyeri seperti terbakar pada jari-jari kaki, telapak kaki, tungkai, tangan, lengan dan jari-jari tangan
  2.     Gangguan penglihatan
  3.     Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare dan sulit buang air besar
  4.     Kehilangan kontrol kandung kencing
  5.     Disfungsi ereksi maupun impotensi
  6.     Kekeringan vagina
  7.     Pusing atau pingsan karena penurunan tekanan darah, terutama ketika naik ke posisi berdiri. (Mia/Abd)