Sukses

[VIDEO] Air Bersih Masih Kurang, `Keringat` pun Diminum

Ketika di dunia banyak yang kekurangan air, keringat pun bisa diminum. Ini baru ada di Swedia dan merupakan proyek UNICEF dengan Agen PR.

Apa yang ada di benak Anda jika seseorang menawarkan minum air keringat Anda sendiri? Itu bisa ditemukan di Piala Gothia, turnamen sepakbola remaja dunia di Swedia. Jika Anda ke sana, Anda akan mendapatkan kesempatan meminum keringat Anda sendiri.

Namum, air minum keringat itu sudah melalui beberapa proses dengan menggunakan Sweat Machine. Keringat dari pakaian basah Anda diproses. Perangkat itu berputar dan memanaskan bahan untuk memeras keringat dan kemudian uap melewati membran khusus yang dirancang agar hanya molekul air yang lewat.

Kemudian keringat itu dimurnikan dan disaring hingga cocok untuk diminum. Penemunya mengklaim, air keringat lebih bersih ketimbang air keran lokal.

Proyek ini dilakukan sekelompok insyinyur di Swedia dan merupakan impian dari Agen PR serta UNICEF. Ini salah satu cara menarik perhatian karena sebanyak 780 juta orang di dunia ini masih kekurangan akses ke air bersih.

Sejak diluncurkan Senin, pencipta mesin itu mengatakan sekitar 1.000 orang sudah mabuk dengan keringat orang lain di Gothenburg.

Menurut Situs Piala Gothia, setiap sesorang memasukkan keringatnya atau meminum secangkir air bekas keringat, sponsor akan menyumbangkan uang untuk membeli tablet pemurnian air di daerah ini.

Mesin itu dirancang dan dibuat Insyinyur Andreas Hammer, yang dikenal secara lokal karena penampilannya di pertunjukan teknologi televisi Makatronik.

Dia mengatakan, bagian penting dari mesin keringat itu adalah komponen pemurnian  air baru yang dikembangkan perusahaan bernama HVR yang bekerja sama dengan Swedia Royal Institute of Technology.

"Ini menggunakan teknik yang disebut distilasi membran," katanya kepada BBC, Minggu (21/7/2013).

Teknik pemurnian yang digunakan menggunakan bahan Gor-Tex seperti filter yang memungkinkan uap melewatinya, tapi bakteri, garam, serat keluar.

"Jumlah air yang dihasilkan tergantung pada seberapa berkeringat orang tersebut, tapi satu T-shirt biasanya menghasilkan 10ml (0.3oz), kira-kira seteguk."

Mattias Ronge, kepala eksekutif biro iklan Deportivo di Stockholm, yang menyelenggarakan aksi tersebut, mengatakan, mesin telah membantu meningkatkan kesadaran UNICEF, namun pada kenyataannya memiliki keterbatasan.

"Orang-orang belum memproduksi keringat seperti yang kita harapkan, sekarang cuaca di Gothenburg buruk," ujarnya.

"Meski begitu, permintaan untuk keringat lebih besar dari pasokan dan mesin tidak diproduksi massal. Ada solusi yang lebih baik di luar sana, seperti pil penjernih air," katanya.

(Mel)
Video Terkini