Sukses

Atasi Cedera Otot Tendon dengan Gelombang Kejut

Penanggulangan Tendinitis juga dapat dilakukan dengan Radikal Shock Wave Therapy (RSWT) atau terapi gelombang kejut bertekanan tinggi.

Tendinitis tidak hanya menyerang orang-orang berusia pertengahan, anak muda juga bisa terkena. Kegiatan di usia remaja masih terbilang banyak dan aktif sehingga banyak melakukan gerakan atau kegiatan fisik berulang-ulang.Walaupun tidak berbahaya tendinitis yang tidak dirawat dengan tepat dapat dengan mudah berujung pada kerusakan tendon."Kondisi serius membutuhkan penanganan lebih lanjut berupa pembedahan, sebelum sampai tahap operasi ada beberapa perawatan atau pengobatan," ujar Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, Dr. Laura Djuriantina, Sp. KFR seperti ditulis Rabu (24/7/2013).Penanggulangan tendinitis juga dapat dilakukan dengan Radikal Shock Wave Therapy (RSWT) atau terapi gelombang kejut bertekanan tinggi yang ditransmisikan melalu jaringan di daerah yang sakit."Gelombang kejut yang dihasilkan merupakan suatu stresor mekanik berupa kejutan bertekanan tinggi, dekompresi, dan regangan," jelasnya.RSWT bekerja menghilangkan nyeri pada bagian badan dan meningkatkan kesembuhan jaringan lunak yang sakit."Keuntungan menggunakan alat ini salah satunya  pengobatan yang relatif cepat dan efektif," tutur dr. Laura.Selain itu RSWT dapat meminimalkan pemberian obat oral, penggunaan kortison dan injeksi berulang serta meminimalkan tindakan bedah atau operasi.Dosis RSWT diberikan dengan pertimbangan dapat menstimulasi penyembuhan yang diharapkan tanpa merugikan jaringan tubuh lain yang sehat."Banyak pasien cepat merasakan perbaikan rasa nyeri pasca pengobatan dengan menggunakan RSWT pada jaringan tubuh," katanya.Proses penyembuhan diperlukan waktu beberapa hari tergantung jenis tendinitis yang diobati."Kebanyakan pasien merasakan perbaikan sekitar akhir minggu kedua, proses penyembuhan sempurna dapat berlangsung beberapa minggu bahkan bulan, yang jelas rasa nyeri sudah hilang," jelas wanita lulusan Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Universitas Indonesia 2004. (Mia/Abd)

Video Terkini