Sukses

Vaksin Belum Cukup Cegah Hepatitis

Kasus hepatitis memang bisa dicegah dengan vaksin. Tapi ini saja belum cukup.

Kasus hepatitis memang bisa dicegah dengan vaksin. Tapi ini saja belum cukup. Masih banyaknya orang yang belum paham mengenai hepatitis adalah salah satu penyebab tingginya angka penderita liver (hati).Seperti disampaikan oleh ahli penyakit dalam yang kini menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia Dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD-KGEH yang ditemui Liputan6.com di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (24/7/2013). Ia menyampaikan bahwa vaksin saja belum cukup untuk menekan angka kasus penderita hepatitis di Indonesia. "Orang Indonesia masih banyak yang bingung, harus kemana ia setelah didiagnosis hepatitis. Itu baru hepatitis, belum penyakit lainnya. Buktinya, vaksin sudah ada sejak 1967 tapi penderita hepatitis di Indonesia masih tinggi," ungkap Rino.Menurut Rino, dari data Riskesdas 2007, penderita hepatitis B di Indonesia masih tinggi atau sekitar 9,4 persen. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kasus hepatitis yang lebih dari 8 persen berarti masih endemik."Vaksinasi memang terbukti menurunkan angka pengidap hepaitis, seperti di Thailand. Tapi di Indonesia, kita perlu strategi yang lain. Mungkin kita bisa meningkatkan kualitas, meningkatkan wkatu pemberian, jumlah ataupun cakupannya ditambah," jelasnya.Tapi sekali lagi, hal tersebut belum juga cukup tanpa ada pengendalian sebelum hepatitis itu terjadi. Misalkan saja pengendalian terhadap wanita hamil. Jadi sebelum lahir, harus bisa dipastikan bahwa anaknya tidak mengalami hepatitis. Namun kembali lagi, sumber daya kita juga belum mampu berbuat banyak.Semua hal ini dianggap Rino bukan berarti bahwa dirinya tidak setuju dengan vaksin atau imunisasi. Hanya saja, jumlah penduduk Indonesia yang banyak ditambah dengan dokter di bidang ini yang kurang tentu masih menjadi kendala dalam menekan kasus hepatitis di Indonesia.(Fit/Abd)