Sukses

IMSI, Teknik Dapatkan Sperma Bermutu, Minimalkan Risiko Keguguran

Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Arie Adrianus Polim mengatakan risiko kegagalan atau keguguran berulang pada metode bayi tabung bisa dicegah dengan melakukan teknik intracytoplasmic morphologically selected sperm injection (IMSI).
     
"Meski terlihat mudah metode bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) kadang mengalami risiko kegagalan atau keguguran berulang," kata dokter dengan subspesialis konsultan Fertilitas Endokrin Reproduksi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Jakarta di Jakarta, Ahad.
      
Dia menjelaskan, teknik IMSI bisa meminimalisasi risiko kegagalan pada metode bayi tabung.
     
"Teknik IMSI merupakan teknik memilih sperma untuk mendapatkan sperma berkualitas," katanya.
     
Dia juga mengatakan pasien yang telah menjalani prosedur IMSI terbukti mendapatkan angka kehamilan yang meningkat dan mengalami penurunan risiko keguguran.
     
Menurut dia, bukan hanya sel telur yang menentukan kualitas embrio karena faktor sperma juga menentukan kualitas embrio sehingga perlu diseleksi.
     
Kualitas sperma, kata dia, diduga menjadi salah satu sebab kegagalan prosedur intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI).
     
"Ada dugaan capaian angka kehamilan yang rendah melalui prosedur ICSI, berkorelasi dengan ketidaknormalan bentuk sperma yang selama ini tidak terdeteksi melalui prosedur ICSI," katanya.
     
ICSI, tambah dia, adalah teknik yang banyak digunakan pada metode bayi tabung, selain teknik konvensional.
     
Pada IVF konvensional, satu sel telur dipertemukan dengan 50.000-100.000 sperma di cawan petri agar satu sperma yang baik masuk ke dalam sel telur sehingga terjadi pembuahan.
     
"Pada teknik IVF-ICSI, satu sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur agar terjadi pembuahan. Teknik ini dilakukan bila ada masalah pada sperma, misalnya sperma tidak mampu masuk ke sel telur dengan tenaganya sendiri," demikian Arie Adrianus Polim.