Sukses

Anak Peminum ASI Lebih Cerdas dan Jago di Bidang Bahasa

Anak yang diberi air susu ibu lebih lama lebih mungkin memiliki pemahaman lebih baik dalam bidang bahasa dan intelijensi (IQ) lebih tinggi

Anak yang diberi air susu ibu (ASI) lebih lama lebih mungkin untuk memiliki pemahaman lebih baik dalam bidang bahasa dan intelijensi (IQ) lebih tinggi dalam hidupnya kelak, demikian studi yang disiarkan, Senin (29/7).
    
Beberapa studi sebelumnya mendukung hubungan antara pemberian ASI dan manfaat kesehatan bagi bayi. Namun belum bisa dipastikan sejauh mana pemberian ASI menghasilkan peningkatan kognitif yang lebih baik, kata beberapa peneliti di Boston Children’s Hospital.
    
Para peneliti tersebut mempelajari lebih dari 1.300 anak yang dilahirkan oleh perempuan yang ikut dalam satu proyek penelitian yang disebut Viva, yang dirancang untuk mengkaji fakta pra-kelahiran dalam hubungan dengan kehamilan dan kesehatan anak.
   
Masing-masing anak menjalani penilaian kognitif ketika mereka berusia tiga dan tujuh tahun.
    
"Kami mendapati makin lama pemberian ASI dan makin eksklusif pemberian ASI berkaitan dengan pemahaman bahasa yang lebih baik pada usia tiga tahun dan IQ lebih tinggi verbal serta non-verbal pada usia tujuh tahun," tulis para peneliti itu di makalah mereka di jurnal JAMA Pediatrics.
    
Mereka melaporkan manfaat pemahaman bahasa pada usia tiga tahun sebanyak 0,21 poin per bulan pemberian ASI dan manfaat IQ pada usia tujuh tahun 0,35 poin per bulan pada skala verbal dan 0,29 poin per bulan pada skala non-verbal, seperti dikutip dari Kantor Berita Xinhua, Selasa (30/7/2013).
    
Dengan kata lain, pemberian ASI pada bayi pada tahun pertama kehidupan mereka diperkirakan akan meningkatkan kemampuan pemahamannya sebanyak 2,5 poin dan IQ sampai empat poin.
    
Para peneliti itu menyimpulkan temuan tersebut "mendukung saran nasional dan internasional guna mendorong pemberian ASI eksklusif sampai usia enam bulan dan kelanjutan pemberian ASI sampai setidaknya anak berusia satu tahun".
    
Di dalam editorial yang menyertai temuan itu, Dimitri Christakis dari Seattle Children’s Hospital Research Institute, mengatakan kalau cuma menyampaikan kembali pentingnya pemberian ASI jelas tidak cukup.
    
"Kebanyakan masalah saat ini bukan terletak pada sebagian besar perempuan tak memulai pemberian ASI, tapi itu adalah mereka melanjutkannya," tulis Christakis. "Di Amerika Serikat, secara keseluruhan sebanyak 70 persen perempuan memulai pemberian ASI ... namun, sampai enam bulan, hanya 35 persen dan 20 persen ... yang masih memberi ASI."
    
Christakis mendesak pemilik tempat kerja agar memberi kesempatan dan ruang buat ibu untuk menggunakan pompa ASI dan pemberian ASI di tempat umum "tak boleh lagi dianggap sebagai perbuatan tercela".

(Abd)
Video Terkini