Salat tahajud yang dilakukan secara kontinyu, tepat, khusuk dan ikhlas dapat menumbuhkan respons emosi berupa persepsi dan motivasi positif.
Aspek meditasi dan relaksasi pada salat tahajud yang diteliti Guru Besar di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya Dr. Moh. Sholeh, Drs. M.Pd,PNI pada tahun 2000-an dapat digunakan sebagai coping mechanism sebagai pereda stres.
Teori gate control yang dikemukakan ilmuwan bernama Bonica di tahun 1990 menurut Sholeh menyebutkan, bahwa perubahan persepsi, motivasi dan proses kognisi bisa ditempuh dengan salat tahajud. Ini pula yang membantu kita menjadi tenang dan mudah mengelola stres.
Dalam teori ini dijelaskan, susunan syaraf pusat (SSP) meneruskan informasi neurologis menjadi respons biologis melalui berbagai hormon. Alur hypothalamic pituitary adrenalin axis (HPAA) pada otak dan sistem saraf otonom merupakan alur yang berperan dalam reaksi emosional (positif-negatif-stress).
Alur ini berhubungan langsung dengan respon imun menurut Shepard di tahun 1995 dalam buku The Impact of Excercise on the Immune System dan Cave di tahun 1999.
Dalam penelitian ini, salat tahajud yang dilakukan dengan ikhlas dapat menurunkan sekresi hormon kortisol (hormon stres), yang keluar saat kita stres. Hormon ini, yang dipakai sebagai indikator apakah kita ikhlas atau tidak, akan tampak saat seseorang menjalankan tahajud.
Ketenangan yang didapat dari salat tahajud dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologik yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
(Mia/Abd)
Aspek meditasi dan relaksasi pada salat tahajud yang diteliti Guru Besar di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya Dr. Moh. Sholeh, Drs. M.Pd,PNI pada tahun 2000-an dapat digunakan sebagai coping mechanism sebagai pereda stres.
Teori gate control yang dikemukakan ilmuwan bernama Bonica di tahun 1990 menurut Sholeh menyebutkan, bahwa perubahan persepsi, motivasi dan proses kognisi bisa ditempuh dengan salat tahajud. Ini pula yang membantu kita menjadi tenang dan mudah mengelola stres.
Dalam teori ini dijelaskan, susunan syaraf pusat (SSP) meneruskan informasi neurologis menjadi respons biologis melalui berbagai hormon. Alur hypothalamic pituitary adrenalin axis (HPAA) pada otak dan sistem saraf otonom merupakan alur yang berperan dalam reaksi emosional (positif-negatif-stress).
Alur ini berhubungan langsung dengan respon imun menurut Shepard di tahun 1995 dalam buku The Impact of Excercise on the Immune System dan Cave di tahun 1999.
Dalam penelitian ini, salat tahajud yang dilakukan dengan ikhlas dapat menurunkan sekresi hormon kortisol (hormon stres), yang keluar saat kita stres. Hormon ini, yang dipakai sebagai indikator apakah kita ikhlas atau tidak, akan tampak saat seseorang menjalankan tahajud.
Ketenangan yang didapat dari salat tahajud dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologik yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
(Mia/Abd)